Komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar mulai
dikenal warga Makassar. Tepat pada hari ibu, 22 Desember 2012 lalu komunitas
yang anggotanya semua perempuan, termasuk gadis-gadis penyuka menulis ini
mendapat 2 undangan wawancara radio. Siang hari di radio Venus dan sore hari di
radio Suara Celebes.
Sayangnya saya tak bisa hadir di radio Venus karena menunggui
Affiq terima rapor dan masih berkutat dengan urusan dalam negeri. Sayang, tak
sempat kopdar dengan bu Emi – penyiar Venus yang anggota IIDN juga. Untungnya
Erlina Ayu (Ayu) – korwil IIDN Makassar mengabari undangan radio Suara Celebes
di sore hari.
Tadinya saya pikir tak bisa juga hadir di stasiun radio yang
biasa disebut radio Celebes karena pukul setengah tiga siang saya sudah
demikian kelelahannya. Alhamdulillah lepas ashar bisa juga berangkat ke kantor
radio Celebes, diantar tukang ojek perempuan – dekat rumah. Ini asyiknya
bertetangga dengan pengojek perempuan, asalkan dia ada di rumah, setiap
permintaan pasti diiyakannya.
Sampai di Celebes, Ayu dan bu Zul sudah masuk bilik siar, bersama
sang penyiar – mbak Wulan Anita. Tepat baru akan mulai. Syukurlah tidak
telat-telat amat saya. Bagi saya, ini wawancara radio kedua bersama teman-teman
IIDN. Saat wawancara pertama (saya menuliskannya di tulisan berjudul Wawancara yang
Mengesankan di SPFM), saya gugup sekali. Alhamdulillah kali ini
sudah tidak gugup lagi.
Mbak Wulan menanyakan mengenai awal kami bergabung di IIDN
Makassar. Bila Ayu bergabung semenjak IIDN pusat berdiri (di Bandung), tahunn
2010, bu Zul baru bergabung beberapa bulan ini, maka saya menjawab, “Sejak
tahun lalu.”
Ayu yang sudah menulis belasan buku anak-anak dan sudah
menikmati royalti, sempat sekilas menjelaskan tentang royalti. Saya
menceritakan tentang hal tak terduga yang saya sukai, saya alami baru-baru ini
yaitu kopdar dengan teman IIDN dari Jakarta – mbak Mukti. Mbak Mukti tugas di
Makassar, kami kontak-kontakan melalui inbox facebook, lalu saling tukar nomor
HP.
Tiba di Makassar, mbak Mukti mengirimi saya SMS, mengabari di
mana tempatnya menginap. Saat bertemu, kami bisa ngobrol dengan asyik seolah
pernah bertemu sebelumnya (padahal belum pernah). Kami hanya beberapa kali
berinteraksi di facebook dan merasa sedikit mengenali satu sama lain melalui
status, komentar, atau tulisan-tulisan kami.
Saat sedang off, waktu untuk pemutaran iklan, kami
mengobrol dengan asyik. Mbak penyiar satu ini, memang bisa bikin kami betah
ngobrol bersamanya.
Saat sedang siaran, Nunu tiba. Inilah salah seorang anggota IIDN
yang masih lajang dan amat rajin mengikuti kegiatan-kegiatan kami. Dari
kantornya di Sudiang, ia ke pasar Butung dulu, baru ke radio Celebes.
Perjalanan “ujung pukul ujung” ini bukan rintangan baginya dalam berkegiatan.
Eh, karena masih lajang ya? Beda kali nanti kalo sudah bersuami dan beranak.
Tak banyak yang saya ingat karena saya lupa membawa buku
catatan. Saat tiba di akhir siaran dan mbak Wulan menanyakan tentang pesan apa
yang ingin disampaikan kepada pendengar radio, saya berkata,
“Menulis itu bisa juga buat refreshing
lho. Ada pula yang menyebutnya sebagai “terapi jiwa”. Bagi saya pribadi,
seperti itulah menulis.
Jadi, buat teman-teman di rumah yang mungkin
punya sedikit saja ketertarikan
dalam tulis-menulis, cobalah dikembangkan.
Memulai di usia yang tak lagi muda, bukan masalah. Menulis itu tak harus punya
bakat,
tak harus senang menulis sejak kecil.
Mau mulai di usia kepala 3 atau kepala 4,
bukanlah masalah.
Bunda Yati – seorang blogger dan penulis yang
saya kenal di dunia maya
malah baru aktif menulis setelah pensiun.
Sekarang usia beliau sudah 72 tahun, tapi
semangatnya luar biasa. Saya suka menyapanya di facebook. Saya ingin
“mencontek” semangatnya.”
Yuk menulis ^__^.
4 Januari 2013
Mugniar
0 komentar:
Posting Komentar