wallpapermania.eu
Diskusi kali ini di JUKU Wisma Kalla bersama Windy
Ariestanty. Seorang penulis yang kaya akan imajinasi dengan ide-ide
cemerlangnya yang telah menghipnotis kami beberapa hari lalu dalam acara
"Makassar International Writers Festival" (MIWF). Windy Ariestanty
beberapa kali mengisi acara pada event tersebut, di antaranya adalah Meet The
Publishers, Travel beyond destinations and how to craft your travel stories
dll.
MIWF berlangsung dari tanggal 4 s/d 7 Juni 2014. Tetapi, pada hari sabtu malam 7 Mei 2014 saat sedang membuka salah satu media
sosial (Twitter) secara tidak sengaja mendapat informasi bahwa Windy Ariestanty
akan berada di JUKU Wisma Kalla dan menyempatkan diri berdiskusi dengan kami
penggemarnya (Cieee...colek2 Windy) sebelum menuju Sultan Hasanuddin
Airport. Spontan aku mention @AkberMKS sebagai sumber berita.
Esoknya tanpa menunggu konfirmasi balik dari @AkberMKS
aku langsung tancap gas ke Wisma Kalla. Tepat pukul 13.20 Windy
muncul dengan gaya khasnya yang selalu SMART. Sebuah travel bag ditangan
kanannya serta sebuah kardus yang sudah bisa di tebak isinya (pasti
ole-ole khas Makassar, maaf kalo salah). Dengan senyum ramahnya Windy
menyapa kami. Yaahh... tentu saja kami balik nyapa dong dengan senyum
yang tak kalah ramahnya (hiihihii...)
Akhirnya diskusi dimulai dengan presentasi dari Windy
tentang “Menulis dan Menembus Penerbit." Windy mengawali presentasi
dengan memberikan stimulan berupa pertanyaan dasar kepada peserta.
Misalnya, apa tujuan anda menulis, apa yang melatarbelakangi anda menulis
dll. Menurutnya, jika ingin menjadi penulis maka menulis, menulis dan
menulislah. Menulis bisa dilakukan di mana saja. Dimanapun anda
mendapatkan ide-ide kecil tulislah pada secarik kertas kecil dan simpan dalam
lipatan dompet. Suatu saat catatan kecil itu bisa anda kembangkan
untuk sebuah cerita yang menarik dan bisa dibaca oleh banyak orang.
Windy juga banyak memberikan gambaran bagaimana
penulis yang baik, karena materi yang diberikan lebih mengarah kepada hubungan
antara penulis dan penerbit. Seorang penulis yang baik dan santun tidak
akan memberikan naskahnya kepada beberapa penerbit lain tanpa ada pemberitahuan
kepada penerbit yang telah menerima naskahnya untuk di seleksi di meja
editor. Kesabaran sangat disarankan kepada penulis untuk menunggu
konfirmasi dari penerbit berkaitan dengan naskah-naskah yang telah terkirim. Hubungan baik antara penulis dan penerbit perlu terjaga.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam hal
pengiriman naskah:
1. Naskah diketik rapi
Sekalipun tulisan tangan cantik dan rapi tidak
disarankan untuk mengirim naskah tulis tangan ke penerbit (hihihii.....sungguh
terlalu). Manfaatkanlah teknologi yang ada karena tulisan tangan bisa saja
tidak dimengerti oleh sang editor. Jadi, disarankan untuk mengetik rapi naskahnya untuk dikirim ke penerbit.
2. Lampirkan sinopsis
Jangan sampai sang editor bosan membaca sinopsis yang
sampai 8 lembar hehee... karena itu bukan sinopsis. Buatlah sinopsis yang
ringkas tetapi mencakup keseluruhan cerita.
3. Berikan beberapa alasan
mengapa naskah itu harus terbit
Anda bisa memberikan alasan yang tepat dengan cara
menggambarkan beberapa keunggulan naskah anda dibandingkan dengan beberapa buku
yang pernah anda baca.
4. Naskah dikemas rapi
Buatlah naskah anda secantik mungkin untuk menarik
perhatian sang editor. Mungkin bisa diberikan aksesoris sebagai pembeda
dengan naskah yang lain. Tapi, ingat...jangan norak xixixii....
5. Cantumkan nama dan alamat yang
jelas
Jangan lupa mencantumkan Nama, Alamat, Nomor HP dll
sebagai identitas anda untuk mempermudah penerbit menghubungi anda jika naskah
anda terpilih untuk dipublikasikan (Punna Upa = jika beruntung hahaaa...)
6. Buatlah judul
Waduh... gimana ya, kalau tulisan tanpa judul? atau
pengen ngikut salah satu lagunya Iwan Fals “belum ada judul?" kalau lagu sih
mungkin saja, tetapi dalam pengiriman naskah sangat tidak disarankan. Ingat,
jangan lupa buat judulnya.
7. Teleponlah editor pada
saat yang tepat
Jangan menelepon sang editor pada saat sedang sibuk atau
lagi meeting, saya pastikan anda bakal kena semprot (maaf canda). Jagalah
hubungan yang baik dengan editor. Buatlah suasana senyaman mungkin untuk
bisa mengobrol dengan editor. SMS sebelum menelpon untuk membuat janji jam
berapa bisa menelpon. mungkin ini adalah solusi yang baik dan santun.
Hanya ini yang bisa saya share kepada teman-teman, ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Windy Ariestanty atas transformasi
ilmunya tentang kiat-kiat menulis sehingga tulisan ini bisa saya buat.
Walaupun pada saat ingin mempublikasikan tulisan ini di media sosial perlu
pertarungan rasa antara PeDe dan MaLu hahahaa... (sambil tutup muka dengan
sebelah telapak tangan karena tangan yang satunya lagi sedang menari di
keyboard laptop, xixixii...) Windy... JanganKI lupaKI Makassar KODONG!
Nah.
Terima kasih kepada adik-adik panitia MIWF,
sungguh...!!!! acaranya Mantap banget dan sangat luar biasa!
Salam Sukses untuk SEMUA.
Sungguminasa, 9 Juni 2014
Oleh: Abby Onety
Assalamualaikum Wr Wb, terima kasih banyak untuk tips yang telah diberikan, emm saya juga pernah mengajukan naskah novel ke salah satu penerbit.Semua persyaratan insyaallah telah saya penuhi, hanya saja setelah tiga bulan menunggu saya belum mendapat konfirmasi dan setelah saya telepon pun sangat sibuk dan tidak diangkat, kira-kira apa lagi usaha yang bisa saya lakukan agar novel saya bisa terbit, mengingat pengalaman yang kurang positif yang saya peroleh setelah pengajuan tersebut ! terima kasih... hehe maaf sblumnya blm kenalkan diri, namaku Lubby dan sekarang aku lgi berusaha menjadi penulis, terutama skarang aku lgi concern di penulisan novel.... mksih......
BalasHapus