[Sabtu Berbagi] Abby Onety: Belajar Travel Writing Karena Suka Traveling

Tulisan ini adalah diskusi [Sabtu Berbagi] pada tanggal 21 Maret 2015 mengenai traveling dan keinginan Abby Onety (nara sumber yang bernama asli Syairawati Maghribi) untuk serius mempelajari travel writing

Assalamualaikum WR.WB…. 

Selamat Pagi…..


Apa kabarki semua? Wahai sahabatku ibu-ibu dan calon ibu terkeren dan terhebat. Sabtu ini, saya diberikan amanah untuk berbagi informasi seputar traveling dalam “Sabtu Berbagi”.

Traveling adalah perjalanan adalah proses menemukan sesuatu. Termasuk proses menemukan diri sendiri. Sebuah perjalanan semakin mendewasakan saya dalam bersikap dan bertindak. Fenomena kehidupan yang terjadi di banyak tempat semakin membuka mata dan hati saya dalam memahami kehidupan yang sesungguhnya. (seriusku deehh….)

Tour pertama saya di tahun 2009. Ini adalah perjalanan pertama saya tanpa orang tua. Sebelumnya saya adalah anak rumahan (ceilee…). Jangankan semasa SMA, saat S1 pun aku tak boleh bepergian tanpa orang tua keluar kota. Izin resmi keluar kota dari orang tua saya kantongi setelah menjadi sarjana di tahun 1998 tapi belum boleh keluar Sul-Sel. Setelah lanjut pendidikan di tahun 2007 barulah boleh kemana-mana. Sejak itu, saya mulai mengenal tempat2 di luar sul-sel dan merasakan betapa indahnya sebuah perjalanan. Tetapi, setiap kali melakukan tour tidak pernah terbersit untuk mengabadikannya dalam sebuah tulisan bahkan catatan kecil saja tidak.

Ada yang masih ingat acara MIWF (Makassar International Writers Festival) 2014 kemarin? Disitu saya berkenalan dengan seorang traveler/penulis. Kecerdasannya terpancar dari cara dia memaparkan materinya dengan gaya yang super nyantai, menarik dan bersahabat. Wanita itu adalah Windy Ariestanty.

Saya percaya bahwa sebuah reward akan mampu memotivasi seseorang untuk lebih menekuni dunia yang di gelutinya. Sebuah buku “Live Traveler”, buku terbaru Windy adalah reward yang berhasil saya dapatkan setelah mereview salah satu kegiatan Windy saat itu. Sejak itu saya mulai belajar menulis sedikit dari sekian banyak moment yang saya alami. Saya mulai hunting buku traveling lalu mempelajarinya dan ternyata aku semakin mencintai dunia traveling. Dari buku traveling yang saya baca, saya mulai belajar memanagement waktu, destinasi tujuan, dan budget yang harus sy siapkan sebelum waktu keberangkatan.

Sebagian orang mungkin punya kesamaan prinsip dengan saya, bahwa hidup ini harus dinikmati apapun momennya. Salah satu cara memanjakan diri, me-refresh diri dan berterima kasih atas kerja keras tubuh ini karena telah melakukan aktivitas hingga bisa menabung sedikit-sedikit adalah membawa kakiku melangkah dan mengenal tempat-tempat yang baru, memberikan lidahku rasa yang berbeda dengan mencicipi makanan khas daerah tertentu dan memanjakan mata untuk melihat pemandangan yg indah dan belum pernah terlihat sebelumnya.

Tahun 2014 adalah tahun traveling buat saya. Beberapa tempat baru telah kudatangi seperti Palu, Donggala, Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Kuala Lumpur, Johor Bahru, Singapore, Melaka, Genting Highland, Sepang, Negeri Sembilan, Selangor, Manokwari, Semarang, Wonosobo. Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Jogyakarta, dan Bali adalah kota yang sudah kali kedua dan ketiga kalinya aku sambangi. Perjalanan ini ada yang di tempuh bersama rombongan ada juga yang di tempuh sendirian (Solo Traveling). Melakukan perjalanan adalah hal terindah bagiku. Bertemu dengan banyak orang, dengan orang-orang yang baru, beradaptasi dengan dunia yang baru memberikan warna tersendiri dalam hidup saya.

Tahun 2015 ini, saya kembali berkunjung ke Kuala Lumpur dan mengenal 1 lagi tempat yang baru yaitu Phuket Thailand

Sudah aahh… kepanjangaaan gih. Oke sahabat IIDN, kita sharing pengalaman tournya dong di kolom komentar status ini, atau mungkin ada yang ingin di ketahui seputar persiapan dan budget tiap kali melakukan perjalanan? Cekidot.

Sungguminasa, 21 Maret 2015

Salam
Abby Onety


Berikut ini diskusinya dengan para anggota IIDN Makassar:

Nur Syamsi:  Wah, luar biasa!  kalau saya traveling, lebih suka foto-foto.

Abby Onety: Benar Nur Syamsi traveling tanpa foto tidak lengkap. Foto itu wajib karena mampu mewakilkan banyak cerita tentang sebuah destinasi yang kita kunjungi. Kamera merupakan point penting yang harus diperhatikan saat packing

Marisa Agustina: Jiaaah kak abby, baru opening langsung ending... baru mau baca yang seru-serunya na habis mi hihi. Lagi, lagi, lagiii

Abby Onety: Hehehee... Marisa Agustina tunggu cerita selanjutnya. Membuat seseorang penasaran adalah salah satu tujuan sebuah cerita. Mari kita ber-traveling ria, mengukir cerita menbangun kebersamaan dalam setiap moment

Ida Basarang Bagaimana tentang ongkos, Kak?

Abby Onety: Ida Basarang untuk budget-nya sudah ada posnya tiap bulan. Menabung dari awal adalah solusi. Bahkan jika itu dadakan, aku rela kehilangan barang tertentu untuk pemenuhan kebutuhan travelingku. Tapi baru sekali terjadi. Dan sekarang sudah dapat gantinya. Selain itu,  menempuh perjalanan darat akan lebih ringan di ongkos. Misalnya: ingin traveling ke 3 negara yaitu Malaysia, Singapore, dan Thailand cukup 2 kali beli tiket pesawat yaitu Mks-KL (PP) dan naik bus dari KL ke Thailand 6 jam. Lalu balik KL terus menuju Johor Bahru 4 jam naik bus. Johor Bahru ke Singapore tinggal menyeberang jembatan 1 jam nyampe. Di Singapore mahal hotelnya jadi nginapnya di Johor saja karena pintu batas Johor-Singapore tutup jam 11 malam. Singapore kecil jadi bisa jalan-jalan dari pagi sampai jam 10 malam. Solusi tiket yang murah, hunting tiket promo Air Asia 6 bulan sebelumnya. Saya pernah dapat sejuta rupiah PP . Soal penginapan ada yang murah khusus untuk backpacker sekitar 80 ribu saja per malam di KL.

Ida Basarang Terus tentang makanan bagaimana, Kak? Susah kan dapat makanan halal di Thailand

Abby Onety: Ida Basarang Di Thailand, banyak rumah makan muslim. Saya memilih makan di kentaki (kentara kakina hehee) alias di pinggiran jalan banyak rumah makan yang murah meriah dan tidak bikin mencret  tinggal milih mana pelayan dan pemiliknya yang berhijab. Dijamin aman dan halal. Kalau di Singapore saya memilih makan di warung Padang. Makanan yang termurah. Budget 70 ribu dah bisa makan. Jangan lupa bawa bekal air minum dari Johor. Sebotol air mineral bisa sampai 20 ribu harganya.

Nur Sahadati Amir: Bagaimana cara menyiasati izin cuti dari kantor? Nah biasanya kan kalau yang kantor cutinya 8-12 hari ya dalam setahun. Di tahun 2014 Kakak sudah ke berbagai tempat pasti itu izinnya lbh dari 12 hari.


Abby Onety: Nur Sahadati Amir Menyiasati tanggal merah/hari libur. Biasanya saya mengerjakan tugas dan menyelesaikan pekerjaan untuk beberapa hari ke depannya atau bertukar jam mengajar dengan teman yang sejurusan bidang studi. Nah, satu hal yang harus diketahui bahwa di sekolah swasta kalau tak ada jam mengajar boleh tidak ke sekolah. Dan saya sudah setting jam mengajar saya untuk lowong di hari Jumat dan Sabtu. Itu artinya hari Senin sampai Kamis saya kerja keras. Selain itu jika setelah ulangan biasanya ada libur beberapa hari. Saya mengajar kelas 3 dan setelah bulan April kelas 3 sudah tidak belajar lagi karena sudah ujian.

Arniyati Shaleh: Keren carata Kak Abby dicatat.

Nur Sahadati Amir: Itu enaknya jadi guru, Kak. Banyak liburnya.

Abby Onety: Keren karena ada di komunitas ini Kak Arniyati Shaleh jika bukan karena IIDN mana mungkin bisa merangkai kata menyulam kalimat indah untuk catatan moment perjalananku. IIDN tempat belajar para ibu hebat. Nur Sahadati Amir: enak-tidaknya pasti ada. Masing-masing instansi punya cerita baik sukanya maupun dukanya. Bersyukur dalam kondisi apapun adalah cara kita menikmati hidup. Manajemen waktu adalah kuncinya.

Nur Sahadati Amir: Sipp benar, Kak.

Aida Al Fath: Ternyata murah meriah ongkosnya ya kukira habis mi uang ta’ 20 juta ke atas, sampai mikir lain-lain saya ...

Abby Onety: Apami itu di pikiranta de'ee hehee, Aida Al Fath

Abby Onety: Lebih murah lagi klo memilih tidur di mesjid . Saya pernah.

Arniyati Shaleh Waktuku gadis, Kak Abby Onety sering juga backpacker. Kemudian saya menikah dengsn geologist ternyata asyik juga bisa keliling. Hotel “bintang bintang” ditempati.

Nur Sahadati Amir: Salah satu impian travelling-ku, bisa backpacker-an keliling Eropa ala buku Edensor. Ikal dan Arai bisa backpacker-an dengan modal mengamen di setiap kota yang mereka singgahi. Kak Abby Onety n Aida Al Fath ayo pergi ngamen di eropa #idegila #hasrat_terpendam

Andi Bunga: Traveliiiing. Saya paling sering travel gratis. Terakhir, gratisan ke Kupang. Bahkan sudah pernah ke Aceh gratis. Biasanya, paling suka mengunjungi tempat paling terkenal di kota yang kukunjungi. Sudah ke Sumatera, Jawa paling sering. Untuk Sulawesi, sudah ke Sul-Ut dan Gorontalo. Ke Ambon, Kupang, semua gratis. Hehehe. Kecuali ke Bali, pakai bayar dengan tiket 300 ribu rupiah PP dan hotel 250 ribu rupiah. Murah kan? Sayangnya, tak semua bisa kutuliskan. Hmm, ingin sekali ke pulau Kalimantan dan Papua. Aida Al Fath: saya ke Malaysia dan Singapura, untuk tiket, makan, hotel, dan bus, totalnya 5 juta rupiah. Tapi tidak termasuk oleh-oleh yaah. Jangan mi belanja banyak oleh-oleh. Gantungan kunci mo. Nur Sahadati Amir: Ayo e ...  ngamen di Eropa. Modal kecapi Bugis mo. Dijamin dikerubuti ki.

Nur Sahadati Amir: Iye kak Andi Bunga Tongeng kalau ngamen pakai alat musik / tarian khas sulsel pasti menarik. Karena orang barat suka yang unik dan beda

Mugniar:  Ada rencana menulis serius tentang traveling? Jadi buku misalnya? Atau kirim ke koran?

Abby Onety:  ADA. Mohon doanya, Mugniar, juga dukungan teman-teman IIDN memotivasi saya untuk terus belajar dan belajar menuju proses tersebut. Karena saya percaya bahwa sejatinya keberhasilan itu karena sebuah proses. Sebagai orang yang baru dalam dunia literasi, mungkin saya ke-pede-an dan berani bermimpi menelorkan sebuah buku tentang traveling, tapi saya menganggap kepedean ini sebagai alat paling sexy untuk menggebrak saya dalam menuliskan setiap moment yang terekam dalam jiwa traveling saya.

Arniyati Shaleh: Dukung!

Abby Onety: Terima kasih Kak Arniyati Shaleh

Rahmadani Nur Maghfirah Herman: Catatan dan diskusi yang menarik, Kakak-Kakak. Sayang, terlambat menyimak. Kak Abby, mantap persiapan ta', Kak. Masih mau saya baca lanjutan ceritanya, Kak. Penasaran sama  "sesuatu" yang didapatkan di negara orang, seperti yang kita’ bilang di awal, Kak. Bagi dong kak Abby, hal paling berkesan yang didapatkan di sana tapi tidak dijumpai di Indonesia. Kak Andi Bunga Tongeng, bgmn caranya bisa traveling gratis kak?

Abby Onety: Rahmadani Nur Maghfirah Herman SESUATU ... ini dalam bahasa saya ya, bukan bahasa Syahrini J. Saking banyaknya jika harus diuraikan satu per satu maka saya memilih kata SESUATU untuk menggambarkannya. Ehemm, begini. Salah satunya adalah saling menghargai privasi masing-masing yang sangat kental saya temukan. Itu membuat nyaman dan aman jalan ke sana ke sini tanpa ada yang usilin. Semua pada sibuk dengan urusan masing-masing. Selain itu ada juga perasaan yang sangat senang dan kagum karena dapat melihat langsung secara nyata akan keunikan sebuah destinasi dengan icon-nya masing-masing. Misalnya Jogja dengan candinya, Bali dengan pantainya, dan Singapore dengan patung singanya, dan lain-lain. Juga berkesempatan melihat langsung bagaimana orang berinteraksi satu sama lain di tempat yang baru yang selama ini hanya bisa di lihat lewat TV dan koran, atau medsos lainnya. Dan masih banyak lagiii.....

Andi Bunga Tongeng: Rahmadani: jalan-jalannya gratis karena sekaligus urusan kerja alias dibiayai kantor.



0 komentar:

Posting Komentar