Pentingnya Kompetisi Menulis ini adalah bahan diskusi [Sabtu Berbagi] pada tanggal 7 Maret 2015, dibawakan oleh saya (Mugniar)
Sumber: http://competition.saffrontravel.org/img/competition.png |
Pentingnya kompetisi menulis, menurut saya adalah:
- Kompetisi menulis itu secara tidak langsung bisa menjadi semacam pelatihan menulis yang bisa membuat keterampilan menulis bertambah. Kemampuan mengolah kata makin meningkat seiring dengan makin meningkatnya jam terbang.
- Bagi penyuka tantangan, kompetisi menulis adalah hal yang bisa membangkitkan adrenalin. Hanya alasan “suka tantangan” saja, walaupun hadiah yang ditawarkan nilainya tak besar, mereka akan mengikuti kompetisi menulis.
- Kompetisi menulis adalah motivasi menarik. Iming-iming hadiah bisa memotivasi untuk semangat menulis tapi harus tetap diingat, biar bagaimana pun juga, tujuan utama menulis seharusnya bukanlah materi semata.
- Membantu menemukan ide baru/segar. Bisa saja blog sudah lama tidak di-update, begitu menemukan informasi lomba blog, ide segar bisa saja muncul seketika.
- Mendatangkan pembelajaran baru. Tak jarang blogger harus mencari banyak referensi untuk memperkaya tulisannya. Referensi-referensi itu membuatnya menemukan banyak hal baru sehingga wawasannya berkembang.
- Salah satu cara untuk mendapatkan back link. Tidak dipungkiri, back link (apalagi link hidup), penting bagi perkembangan sebuah blog. Pengumuman peserta lomba dan pengumuman pemenang biasanya memberikan back link gratis.
- Rajin berkompetisi membuat kita belajar berjiwa besar. Yaitu dengan menyadari bahwa “di atas langit ada langit yang lebih tinggi” sehingga bisa lebih mudah menerima kekalahan. Semakin sering kalah justru bisa mendatangkan hikmah yang semakin besar.
- Kita bisa banyak belajar melalui blog-blog peserta lain. Entah itu dari konten tulisan mereka, desain blog mereka, atau hal lain.
- Ibu atau ayah blogger yang senang berkompetisi, bisa dengan mudah mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang pentingnya berkompetisi. Karena dalam menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks, sudah seharusnya generasi muda kita memiliki jiwa berkompetisi yang tinggi.
- Bila memenangkan lomba, kredibilitas sebagai blogger meningkat karena portofolionya semakin kaya. Bukan tak mungkin tawaran-tawaran menarik seperti job review mengalir deras.
- Kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi dengan baik bila sering berhasil dalam kompetisi menulis. Bagi seorang ibu rumah tangga, ini merupakan nilai plus yang bisa membuka mata banyak orang bahwa, ibu rumah tangga pun bisa terus belajar, menjadi makin cerdas, dan melakukan hal-hal bermanfaat dari dalam rumahnya.
Selanjutnya
terjadilah diskusi dalam grup FB IIDN Makassar:
Rahmah:
Masih ingat dulu saya begitu keranjingan ikut kompetisi blog. Lumayan banyak gadget yang jadi hadiah. Sekarang,
semangatnya kembang kempis.# butuhmotivator
Haeriah
Syamsuddin Jadi kangen ikut lomba blog lagi. Mudah-mudahan setelah pekerjaaan
terjemahan selesai bisa ngeblog kembali. Keren Niar, blogger sejati. Saya ka blogger abal-abal.
Rahmah:
Intinya, ikutan lomba bisa mengasah kemampuan menulis bisa lebih rajin. Kalau
saya lebih suka pada tantangannya. Kalau sekarang ikutan lomba lebih kepada
tantangan dan update blog. Soal menang-kalah,
semua sudah punya rezeki masing-masing. Yang penting sudah berusaha yang
terbaik. Kak Haeriah Syamsuddin tidak ada blogger abal-abal kakak adanya blogger yang belum serius.
Mugniar:
Mantap tanggapannya Rahmah tentangg "abal-abal", saya setuju. Masing-masing
orang punya passion-nya. Kalau saya
dan Rahmah memang sudah mantap menyebut diri blogger. Saya kalau ke mana-mana
dan harus nulis form tentang apa yang
saya kerjakan, saya menuliskan "blogger". Menariknya, mau menulis
dalam bentuk apapun, ngeblog itu asyik buat latihan memperbanyak jam terbang.
Dan seperti Rahmah, saya suka tantangan lomba, meski hadiahnya buku, kalau
punya ide saya ikut .
Masyitabandri:
Inspiring and excited. Jika beberapa
teman suka ikut kompetisi, yang lain pasti beda. Inilah IIDN tidak terikat mau
bagaimana. Selama ada kemauan, why not?
Jika yg masih amatir ini, membuat tulisan silahkan dikritik. Memang itu tujuannya
kan. Sebab jika dipuji terus, kita tak tahu kelemahan kita. Sebaliknya yang
telah melanglang buana dari satu kompetisi ke kompetisi menulis lainnya, diharapkan
siap pula dikritik. Supaya sama-sama tahu apa tujuan sebenarnya dalam menulis.
Bukan sekadar selalu jadi juara, tulisannya dimuat atau dapat award, iya, kan. he3 #input
Arniyati
Shaleh Saya takut keasyikan ngeblog #adeganberbahayajanganlalotiru
Mugniar:
Masyitabandri: Kalau sudah mantap ngeblog, kita harus siap dengan kemungkinan
kritik yang datang dari mana saja, dalam bahasa apa saja. Di blog saya ada yang
mengkritik dengan halus sampai yang memaki-maki. Jadi tanpa ikut lomba pun,
siapa saja yang sudah memutuskan untuk mempublikasikan blognya harus siap
menerima kritikan, dan siapa pun yang menyebut dirinya blogger sudah harus tahu
hal ini dan sudah harus siap ^^
Arniyati
Shaleh: Hahaha bisa dibatasi koq, tergantung minat ta', seberapa jauh ngeblognya
Masyitabandri:
Iya bunda Mugniar, that's write language
do. Saya pernah kok mengalaminya. Itu teman saya sendiri. Tapi sayangnya
dia "terlalu" subyektif jadi kesannya tidak profesional. Terbawa
perasaan dia hahaha
Aisyah:
Ini tulisan cocok untuk Kak Niar - truly
blogger, kan dapat award tahun kemarin, minat dan habits orang-orang berbeda tapi ...
Diena
Rifa'ah: saya kayaknya masih termasuk blogger yang belum serius hehehe ... ikut
lomba sesempatnya saja. Tapi memang yah, ikut lomba itu kayak menyengajakan
diri untuk belajar kembali, bukan sekadar menulis isi kepala yang sudah ada
saja. Makanya saya selalu salut sama Kak Niar dan teman-teman yang hobi
menjajal lomba. Semoga semangatnya bisa menular ke saya ya ..hehehe
Rahmah:
Btw bulan Juli kira-kira bisa ketemuan ndak yah sama kakak IIDN Makassar ini? Colek
korwil Mugniar
Mugniar:
Masyitabandri: ooh biasa yang kayak begitu di dunia blogging, saya pernah dimaki-maki orang hanya karena tidak suka
dengan apa yang saya tulis. Aisyah, yang suka ikut-ikut lomba biasanya
merasakan seperti apa yang saya rasakan. Siapa tahu ada yang tergerak ikut
berlomba, pengalaman yang saya share
bisa jadi buat tambahan penyemangat. Setiap orang punya cara sendiri dalam
ngeblog. Diena Rifa'ah: iya Dien .... banyak yang bisa dipelajari dengan
mengikuti lomba. Sering kali kita jadi harus banyak membaca dan mencari
referensi dulu sebelum menulis. Insya Allah dikondisikan ya Rahmah, habis
lebaran itu ya?
Rahmah:
Iye, bunda Mugniar Bundanya Fiqthiya
Abby
Onety: Semenjak sering mengikuti event menulis blog saya jadi terisi
tulisan-tulisan yang tidak menang lomba hehehee. Jadi ada indikasi kalau bukan
karena lomba mungkin blog saya jarang terisi. Benar sekali, lomba itu memperluas
cakrawala berpikir kita dengan beragam tema yang disajikan sehingga yang
tadinya tidak terpikirkan sama sekali menjadi terkuasai karena ditunjang oleh
beragam literatur. Selain itu kita juga akan terbiasa membaca. Saya percaya yang
katakan oleh banyak orang bahwa membaca adalah vitamin dalam menulis.
Aisyah
Fad: Sama-sama menulis, mengikuti kompetisi dalam ngeblog, seperti sambil
menyelam minum air.
Nur
Sahadati Amir: Ikut lomba menulis / blog memang seru, bukan soal menang
kalahnya. Dengan ikut lomba kita jadi termotivasi untuk menulis dan memperbaiki
kualitas tulisan kita, kedua bisa menambah ide sehingga blog bisa terupdate
terus
0 komentar:
Posting Komentar