Ini sesi [Sabtu Berbagi] pada tangga 24 Januari 2015, menampilkan Aisyah sebagai nara sumber
Aisyah, buku antologi yang memuat tulisannya sudah 5
yang terbit: Ibu dalam Memoriku, Payung Cahaya, Karena Bahagia Itu Sederhana, My
Horror Stories, dan Rumput Tetangga Memang Terlihat Lebih Hijau.
Rumput Tetangga Memang Terlihat Lebih Hijau merupakan
antologi yang terdiri atas 24 orang penulis. Buku ini bercerita tentang beragam
cerpen inspiratif dari beberapa penulis, dalam buku ini saya menulis kisah anak
yang kena penyakit non medis lalu akhirnya meninggal dunia. Ibunya mengalami depresi sebab
kehilangan anak yang disayanginya. Cerita ini merupakan kombinasi fakta plus
fiksi.
Aisyah adalah anggota IIDN Makassar. Sewaktu SMA dia
aktif sebagai Anggota Rohis KARIMUN untuk bidang kehormatan, juga sebagai
anggota dan koordinator MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas) bidang hukum dan politik,
lalu sewaktu Kuliah ikut turut gabung di SC Al Firdaus sebagai koordinator
Dakwah dan Kaderisasi. juga turut andil belajar mengaji anak-anak mengaji dan bahasa Inggris (daerah sekitar rumah) kemudian gabung di FAM (Forum Aktif
Menulis) belajar menulis online.
Berikut ini tanya-jawab antara warga
IIDN Makassar dengan Aisyah:
T (Tanya): Ida Sulawati: Kalau boleh tahu, alasan terkuat untuk menulis
itu apa?
J (Jawab): saya pernah baca buku
kalau “ilmu itu diikat dengan pena” jadi dari situ saya tertarik untuk menulis,
selain memang suka menulis (di buku) diary
sewaktu kecil.
T: Abby Onety, Mum Mukholi, Masyitabandri: bagaimana perjuangan dan proses
menerbitkan antologinya?
J: saya mempelajari dari
teman-teman di internet yang menerbitkan buku bersama, kemudian saya add beberapa penerbit yang ada di Facebook.
Saat ada perlombaan, saya ikut. Dan alhamdulillah beberapa teman siap membagi
ceritanya, melalui hasil wawancara, hingga akhirnya lolos seleksi dan terbit
T: Arniyati
Shaleh: Mau tahu perasaan Aisyah waktu pertama punya antologi, event apa?
Prosesnya bagaimana? Dan caranya menuangkan ide?
J: saya senang ternyata kalau punya karya sendiri itu
ada kepuasaan pribadi, dan dari situlah saya mengerti proses menerbitkan buku
tetapi tentu masih perlu belajar lagi.
T
(tanggapan) Mugniar: Serunya antologi yang pakai audisi itu karena kita
berkompetisi, ada menang, ada kalah. Kalau menanh (lolos), senangnya dirasa.
J: iya itu dia, karena ada kata kompetisi saya
tertarik ikut, tapi sebetulnya itu salah satu sebab.
T: Mugniar:
Sebab lainnya apa tuh, Aisyah?
J: rasa senang berbagi dan kepuasaan
T: Sri Muliana: Kesibukan kita kurang lebih sama Aisyah.
Sibuk dengan pengajian sana sini, turut serta di kegiatan dakwah sedari SMA,
buka TPA kecil-kecilan juga di rumah. Bedanya, saya mengenal dunia kepenulisan
ini dari IIDN, titik awal ketertarikan dengan dunia kepenulisan. Sekarang
menjadikan blog sebagai sarana belajar menulis mulai dari yang ringan-ringan
dulu, semoga ke depannya bisa terasah dan bisa juga menelorkan karya seperti
Aisyah dan kawan-kawan di sini.
T: Mum
Mukholi: Oiya, apa semua antologi yang dikuti pakai audisi?
J: iya semunya pakai audisi
0 komentar:
Posting Komentar