[Sabtu Berbagi] Bagaimana Memulai Menulis Cerita Anak

Pada hari Sabtu, 3 Januari, Erlina Ayu membagikan pengalamannya mengenai cara membuat cerita anak. Berikut uraian dan diskusinya di grup FB IIDN Makassar:

Bagaimana cara mulai menulis cerita anak?
* Mencari ide
* Menentukan tema cerita
* Menentukan tokoh cerita
* Menentukan setting cerita
* Menentukan alur atau jalan cerita

Ide bisa didapat dari pengalaman sehari-hari, mengamati sesuatu, membaca buku, browsing internet, menonton film, melihat gambar, jalan-jalan, ngobrol bersama teman, apa yg kita rasakan (senang, sedih, bosan, marah).
  • Memilih tema : petualangan, alam, horor, misteri, kepahlawanan, persahabatan.
  • Memilih tokoh : manusia, peri, kurcaci, hewan, monster, robot, hantu, mainan, tanaman.
  • Setting tempat : negeri atau kota mana, luar angkasa, planet lain, sekolah, rumah sakit, taman.
  • Setting waktu : masa lalu, masa kini, masa depan.
  • Jalan cerita : bagaimana awal cerita, tengah cerita dan akhir cerita.

 
Sumber: www.rjjulia.com
Coba bikin, yuk, masing-masing. Apa tema, siapa tokohnya, dimana settingnya, seperti apa kira-kira jalan ceritanya. Tulis di kolom komentar ini ya ...

Tanya (T): Ida Basarang (menuliskan ide cerita anaknya, sebagai berikut):

Mengumpulkan Jempol

"Bun...Bun..." Dedi bergegas ke dapur mencari ibunya setelah bangun tidur.
"Alhamdulillah, anak bunda hebat, jam 5 sudah bangun. Ada apa nak?" tanya bunda. Bunda senang melihat anaknya bangun cepat. Karena Dedi sangat susah dibangunkan.
"Bun hari ini Dedi mau ngumpulin jempol," jawab Dedi.
"Ngumpulin jempol?" tanya bunda kurang paham.

Dedi menceritakan pengalamannya berkunjung ke rumah Ihsan hari minggu kemarin. Dedi diam-diam memperhatikan Ibu Ihsan yang selalu mengangkat dua jempolnya setiap Ihsan melakukan suatu pekerjaan yang baik. Sementara Ihsan akan menghitung berapa jempol yang diperolehnya. Dedi pun ingin mengikuti Ihsan mengumpulkan jempol. Hari itu Ihsan mengumpulkan 30 jempol dari ibunya.

Bunda pun paham dengan maksud Dedi.
"Kalau begitu, Dedi mandi dulu, jangan lupa berwudhu, kemudian..." ujar bunda. Tapi belum selesai kalimat ibu, Dedi melanjutkannya.
"Shalat subuh kan bun? Dedi mandi dulu yah."
Bunda mengangguk.

Dedi mengambil handuk di kamarnya dan bergegas ke kamar mandi.
"Dedi," panggil bunda sebelum Dedi melangkah masuk kamar mandi. Dedi melirik bundanya di dapur yang bersebelahan dengan kamar mandi.
Bunda mengangkat kedua jempolnya. Dedi tersenyum dan mulai mengitung, "Dua."

Jawab (J): ide dan alur penulisan sip. Ending-nya mungkin bisa dibuat Dedi lebih ceria agar pembaca terbawa suasana. Misalnya: "Yes, dua jempol!" Dedi mengepalkan tangan kanan dan meninju udara. Bagaimana dengan teman-teman, mau ikut mengumpulkan jempol juga seperti Dedi?

T: Mum Mukholi: Mba, ini saya coba. Berantakan sepertinya ini, hehe (ide cerita anak Mum Mukholi dituliskan di bawah ini):

SEPI

"Liburan kali ini, pasti membosankan", batin Nira.
Teringat ia akan libur semester lalu. Ayah dan ibu sibuk. Akhir pekan, hanya diisi dengan jalan-jalan ke mall.
"Aku bosaann", teriak Nira.
-------
"Ayahh, ibuu, Nira kan lagi libur ni. Jalan-jalan yukk. Semua temanku sudah punya rencana dengan orang tua mereka. Ada yang ke luar kota, ke pantai", pinta Nira.
"Loo, setiap akhir pekan ibu dan ayah juga mengajakmu jalan, kan?", jelas ibu.
"Iya. Yang penting kan jalan-jalan", tambah Ayah.
"Tapi, aku bosan yah, bu. Pasti ke mall lagi. Ingin rasanya pergi berkunjung ke rumah keluarga di luar kota. Pergi menginap sekitar tiga hari atau sepekan. Apalagi jika rumah keluarga ada di desa. Waah..pasti menyenangkan", ucap nira takjub.
"Hmm..nanti lah kita lihat", terang ayah. "Sebab di kantor, cukup banyak kerja ayah".
Nira hanya tersenyum kecut. Terbayang betapa membosankannya liburan di rumah. Sendiri.

Sepi. Ingin berkunjung ke rumah Nita, tapi nita pergi ke rumah neneknya di bogor. Pasrah.
Keesokan harinya.

"Nira..nira, tolong ambilkan kacamata ayah dong. Ada di kamar. Di atas meja rias ibu", ucap ayah yang duduk di samping Nira. Ayah ingin memakai kacamata untuk membaca koran yang ia pegang.
Nira yang sedang menonton film kartun kesukaannya, berdiri dengan malas menuju kamar ayah ibunya. Setibanya di dalam kamar.
"Ehmmm..apa ini di bawah kacamata ayah?. Eh, tiket pesawat. Tujuan Makassar".
Di dalamnya tertulis nama Nira. Berangkat pada hari sabtu. Artinya dua hari lagi. Lalu ia ambil dua tiket lainya. Ternyata milik ayah dan ibu.
"Ayah, ibu. Buat kejutan ya untuk Nira?, tersenyum nira menghampiri ayah dan ibunya.
Ayah dan ibu saling memandang. Melempar senyum kepada nira.
"Hehe..iya. itu tiket ayah beli untuk kita bertiga. Ibu dan ayah mengambil cuti di kantor, selama Nira libur", ucap ibu.
"Kita akan mengunjungi Tante nina. Kakak dari ibu. Beliau tinggal di sinjai, Sulawesi Selatan. Kita akan menghabiskan hari libur di sana, Ayah menambahi.
"Horee..Alhamdulillaah. Akhirnya terkabul juga keinginanku. Terimakasih ya ayah, ibu". Ia peluk dan ia cium kedua orang tuanya.

J: ide sederhana yang mengalir menjadi sebuah tulisan. Kesalahan lebih ke tanda baca saja.

Tanggapan: Ida Basarang: Wah, terima kasih sudah dibilangin “sip” kak Erlina Ayu jd semangat lagi, mau dikembangkan ceritanya. Terima kasih banyak sarannya. “Cerita anak harus lebih ceria”.

T: Mum Mukholi: Iya, Kak. Terimakasih banyak masukannya. Iya. Ini cerita sederhana sekali kak. Malah kurang "menggigit" ya, Kak

J: Mum Mukholi : enggak kok. Ide sederhana dikemas menarik juga bisa. Misal tokohnya binatang atau monster lucu yg berbulu. Tinggalnya di kota fantasi atau planet lain. Jalan ceritanya bisa dibuat sama.




0 komentar:

Posting Komentar