Selasa, 30 Desember 2014

[Sabtu Berbagi] Mencari Bahan dan Menulis Cerita Anak

Pada Sabtu 27 Desember 2014, diskusi Sabtu Berbagi di grup Facebook IIDN Makassar, diisi oleh Erlina Ayu. Korwil pertama – bisa disebut sebagai pendiri IIDN Makassar ini adalah seorang penulis buku anak. Kali ini Ayu membagikan pengalamannya mengenai bagaimana mencari dan mengumpulkan  bahan untuk menulis cerita anak. Simak diskusi kami di bawah ini yaa 
Secara garis besar, unsur dalam tulisan terdiri dari : tema, tokoh, setting, alur, ending dan bahasa. Jika ingin menulis non-fiksi maka harus ditambah satu unsur lagi yaitu data. Ini adalah contoh tulisan saya berjudul Jika Aku Jadi Tank. Diterbitkan oleh Dar!Mizan, 2008. Jenisnya pictorial book, 10 halaman.
  1. Sali mendapat mainan baru dari ayah. Sebuah kendaraan tempur berwarna hijau. Biasa disebut tank. Tank sering dipergunakan dalam perang.
  2. Sali membayangkan dirinya menjadi tank … Badanku sangat kuat karena terbuat dari lapisan baja.
  3. Pengendara yang duduk di dalam akan aman dari tembakan peluru musuh.
  4. Di depan tubuhku, ada meriam besar untuk menakut-nakuti musuh. Aku harus hati-hati, jangan sampai salah tembak, piker Sali.
  5. Lihat, banku berbentuk seperti rantai. Sehingga aku bisa berjalan di jalan yang tidak rata. Aku berjalan di hutan dan melewati sungai yang dangkal.

Senin, 29 Desember 2014

[Sabtu Berbagi] Mewujudkan Mimpi Bersama Agen Naskah

Kegiatan Sabtu Berbagi pada tanggal 20 Desember 2014 menampilkan bu Haeriah Syamsuddin, ibu 5 anak yang menerbitkan 2 buku solo di tahun 2014. Berikut ini paparannya dan diskusi yang diadakan di grup FB IIDB Makassar

Salah satu cara untuk mewujudkan impian memiliki buku solo ialah dengan bergabung di sebuah agen naskah. Sebagai pemula dalam dunia tulis menulis buku tentu saja kita belum mempunyai pengalaman maupun networking yang dapat menghubungkan kita dengan penerbit. Nah, kehadiran dan bantuan dari agen naskah sebagai orang ketiga tentu saja sangat membantu dalam hal ini.

Dan, Alhamdulillah di tahun 2014 buku yang kukerjakan dengan penuh perjuangan di negeri jiran terbit juga. Buku yang selesai kukerjakan di tahun 2012 itu baru terbit dua tahun kemudian. Terbayang kan bagaimana penasaran dan susah tidurnya menunggu kapan buku tersebut terbit.

Kamis, 25 Desember 2014

[Sabtu Berbagi] Rahmiana Rahman: Berkomunitas Sampai Masih Menjadi Manusia

Pada hari Sabtu tanggal 29 November, Sabtu Berbagi diisi oleh sharing tentang berkomunitas oleh sosok yang sangat aktif, bernama Rahmiana Rahman. Gadis manis kelahiran 20 Juni 1988 pendidikan S1-nya diselesaikannya di Pendidikan Bahasa Inggris Unversitas Negeri Makassar. Berikut catatan dari diskusi yang berlangsung di grup facebook IIDN Makassar:

Sebelumnya salam kenal untuk kakak-kakak semuanya. Panggil saja saya Ammy. Saat ini saya bergabung di komunitas SIGi Makassar (komunitas sosial yang diiinisiasi oleh 4 orang, salah satunya adalah saya), Generasi Muda Insan Bahari Indonesia (diamanahi menjadi ketua untuk Provinsi Sulawesi Selatan Periode 2013-2016), NGO Generations For Peace, yang concern ke isu-isu perdamaian, salah satu pendiri komunitas pencinta alam soppeng (Kapas), dan Komunitas Lego-Lego. Selain berkomunitas saat ini saya bersama tim sibuk mengembangkan bisnis majalah SOULMAKS serta home industry seprei Cheery-Shop, juga diamanahi jadi pembina asrama putri dan pengajar di Bosowa International School. Sekian perkenalan singkat saya, mgkin ada kakak2 yg ingin komentar. Silakan ...

Sabtu, 29 November 2014

IIDN Makassar di On Blog Anging Mammiri

Saya menghadiri acara kopdar Anging Mammiri pada tanggal 21 November lalu. Pada kegiatan bernama Tudang Sipulung ini saya mewakili IIDN Makassar dalam bincang-bincang dengan beberapa komunitas, bertempat di Kedai Pojok (KePo) Adhyaksa Makassar.


Acara yang menarik ini dihadiri kawan-kawan lain yang mewakili komunitasnya masing-masing. Ada Ahmad M. A. – pemilik blog www.bebmen.com yang punya beberapa nama alias: Made atau Ucup ini menjabat sebagai ketua Komunitas Blogger Anging Mammiri saat ini, menggantikan Daeng Ipul. Saya sudah mengenal Made karena sudah pernah bertemu di beberapa kegiatan Anging Mammiri dan jurnalisme warga.

Di bawah kepemimpinan Made, Anging Mammiri tiap bulan mengadakan Tudang Sipulung dengan tema-tema berbeda, bukan hanya tentang aktivitas ngeblog. Contohnya: Tudang Sipulung bertema kopi, bincang buku Manusia Bugis, berkebun, esai fotografi, dan pencegahan kekerasan seksual pada anak.

Senin, 24 November 2014

Discussion Group Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak

IIDN, Psikolog Titin Florentina dan Syawaliah Gismin 

Sesi sharing dan diskusi bersama 
lemiNa dan warga 

Minggu, 23 November 2014 berlangsung acara diskusi membahas maraknya kekerasan pada anak, dalam kegiatan ini dihadiri oleh beberapa komunitas di antaranya adalah IIDN Makassar, Relawan untuk ibu dan anak (LemINa), Makassar Cooking club dan warga sekitar kelurahan Rappocini. 

Acara yang berlangsung di Yayasan Babul Jannah yang dikelola oleh Pak Haryadi, Ibu Titin Florentina dan Syawaliah Gismin yang sekaligus sebagai narasumber mengajak setiap perempuan untuk aktif mengutarkan pendapat.

Setelah merampung seluruh pendapat dan dipaparkan secara lengkap tentang pengertian kekerasan, data-data korban, dampak yang ditimbulkan serta bentuk pencegahan dengan cara memberikan perhatian juga komunikasi yang intens antar keluarga.

Di akhir acara ditutup dengan menyuguhkan cemilan oleh Makassar Cooking Club. 

Kamis, 20 November 2014

[Sabtu Berbagi] Serius Belajar Menulis? Ngeblog, Yuk!

Kegiatan online Sabtu Berbagi pada tanggal 15 November, di buka oleh saya (Mugniar). Saya memberikan sedikit tulisan pengumpan agar kami bisa saling berbagi lebih banyak lagi. Berikut materi dan diskusinya:

Mengapa saya suka menganjurkan kepada mereka yang mau belajar menulis untuk ngeblog, alasannya adalah (ini berdasarkan pengalaman saya):
  • Karena dengan ngeblog, keinginan menulis menjadi lebih besar. Ini karena melihat tampilan blog yang keren lebih menarik ketimbang melihat tulisan di atas “kertas” berwarna putih pada file berekstensi doc.
  • Semakin sering menulis, semakin terasah pula kemampuan kita menulis. Seperti pisau bila sering diasah akan semakin tajam.
  • Dengan ngeblog lantas kemudian bergabung dengan komunitas, diperoleh pengalaman-pengalaman seru lainnya yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jadinya semakin semangat menulis.

Mari cari tahu pendapat Nur Sahadati Amir dan Ida Basarang yang baru-baru ini ikut Piknik Blogger, Aida Al Fath yang baru ngeblog sudah merasakan chemistry-nya dengan dunia blogging, dan bu Nur Isdah Idris yang baru ikut lomba langsung menang. Kalau pengalaman teman-teman lain bagaimana? Share, yuk. J

Selasa, 11 November 2014

Diskusi Mengenai Materi [Sabtu Berbagi] Beranilah dan Rasakan Sensasinya

Tulisan ini berhubungan dengan [Sabtu Berbagi] tanggal 8 November lalu (Sabtu kedua, dengan tema Seputar Menulis, materinya bisa dibaca di sini). Merupakan tanya/tanggap (T) – jawab (J) antara anggota IIDN Makassar dengan saya (Mugniar) – penulis materi [Sabtu Berbagi] Beranilah dan Rasakan Sensasinya. Berikut tanya – jawab yang sebenarnya lebih tepat disebut diskusi ini berlangsung secara online di grup FB IIDN Makassar.

T: Andi Bunga Tongeng Komentar saya: saya suka dengan tulisan ini, tulisan yang mengajak semua orang untuk berani mencoba, bahkan untuk hal yang mungkin belum pernah terpikir sebelumnya. Sayangnya menjelang paragraf akhir, saya menemukan lagi kalimat yang nampaknya hampir senada dgn status Niar yang pernah saya baca, yaitu kalimat: Saya HANYAlah seorang emak beranak 3 yang nekad. Penekanan-penekanan seperti ini hendaknya dihindari. Saya menangkapnya, Niar slalu mengiyakan pendapat-pendapat orang bahwa yang bekerjalah, yang punya jabatanlah, yang "bukan orang biasa". Mengapa tidak digantikan dengan kalimat: Sebagai seorang ibu rumah tangga biasa yang beranak tiga, saya menganggap diri saya nekad. Menurut saya, orang takkan pernah memberi penghargaan lebih pada ibu yang memilih tidak bekerja di luar, jika si ibu sendiri terlalu sering menunjukkan dirinya sebagai orang yang posisinya tidak setara dengan ibu lain yang kebetulan memilih bekerja. Intinya: bisakah kata HANYA pada kalimat yang tadi saya bahas, dihilangkan atau diubah redaksi kalimatnya.

T: Marisa Agustina Eh tp setelah saya baca, kayaknya konteksnya beda, Kak Bunga. Di sini Kak Niar memakai kalimat itu dengan rujukan ilmu padi, merendah untuk meningkatkan mutu”.

Senin, 10 November 2014

[Sabtu Berbagi] Beranilah dan Rasakan Sensasinya!

Kadang-kadang perlu “langkah berani” dalam menulis agar dapat merasai sebuah sensasi yang bernama “berkembang”. Sebagian orang memulainya dengan membuat blog dan melakukan aktivitas ngeblog. Ada juga yang mencoba menerbitkan tulisannya dalam bentuk buku, atau memberanikan diri untuk ikut lomba menulis. Sensasi menang berlomba contohnya yang saya maksud “sensasi berkembang” itu. Kalaupun tak menang sebenarnya kita sudah menjalani sebuah perkembangan karena sudah mendapatkan pengalaman. Penambahan pengalaman pun menurut saya adalah sebuah perkembangan.

Saya pernah melakukan semuanya. Dan rasa sensasinya …. mak nyuuuss. Kalau kata orang saya sering menang, itu tak benar. Dari semua lomba yang pernah saya ikuti (jumlahnya sudah ratusan), saya lebih banyak mengalami kekalahan daripada kemenangan. Tapi saya tidak kapok berlomba, tuh. Karena setiap menyelesaikan sebuah tulisan itu berarti penambahan pengalaman dan juga pembelajaran.

Secara lebih spesifik, ini ada 2 langkah berani (karena saya benar-benar memberanikan diri melakukannya) untuk mengambil langkah maju:

Sabtu, 08 November 2014

Tanya Jawab [Sabtu Berbagi] Bersama Arniyati Shaleh

 Puisi kemudian menjadi tema diskusi Sabtu Berbagi yang pertama kali dilakukan para ibu rumah tangga dan calon ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Makassar (pada tanggal 1 November 2014) di grup Facebook (materinya bisa dibaca di sini). Diskusinya menjadi sangat menarik karena pemateri (Arniyati Shaleh) tidak hanya memberikan teori, tapi praktek langsung oleh penanya untuk kemudian didiskusikan bersama pemateri. Nah, berikut ini kompilasi diskusi yang diadakan secara online.

Ditanyakan oleh Mardiyah Na (T): Tentang puisi ya ... susah mana puisi atau cerpen, Bun?
Jawab (J): Tidak ada yang susah dari keduanya, asal rajin praktiknya.

T: Andi Bunga Tongeng: Mengapa tertarik menulis puisi?
J: Menulis puisi bagi saya adalah ajang luapan rasa, termasuk protes sosial yang jalurnya aman. Saya sendiri sejak SD sudah sering menulis puisi. Puisi pertama saya Selamat Pagi Indonesia dimuat di Pedoman Rakyat tahun 70-an, saya SD kelas 3. Duh senangnya karena semua Om/Tante yang baca di koran langsung menelepon ke rumah memberikan ucapan selamat.

Jumat, 07 November 2014

[Sabtu Berbagi] Tentang Antologi 100 Penyair Perempuan Indonesia dan Arniyati Shaleh

Terhitung sejak tanggal 1 November 2014, IIDN Makassar punya kegiatan seru, namanya SABTU BERBAGI. Insya Allah kegiatan ini akan dilaksanakan setiap hari Sabtu dengan tema-tema berbeda setiap pekannya hingga masuk ke bulan berikutnya.

Nah, tanggal 1 November kemarin ada sharing atas terbitnya buku kumpulan puisi dari Kak Arniyati Shaleh. Yuk, disimak ^__^

Tentang nara sumber:

Arniyati Shaleh adalah nama pena dari Arniyaty Amin. Ibu 3 anak ini lahir dan akhirnya berdomisili di Makassar. Debut menulisnya dimulai dari Group Cendol, Yayasan Nikko Universal Nikko Mayoko Aiko. Digodog dengan keras dan disiplin dalam Group Cendol. Ibu rumah tangga yang juga Cendol Wilayah Sulawesi ini akhirnya bisa menjadi editor, kritikus dan berani mengikuti lomba ajang nasional. Karena di Cendol akan didakan regenerasi, maka penulis kurang aktif lagi dan akhirnya menemukan wadah yang tepat, sesuai umurnya, yaitu IIDN yang dimasukinya sejak 2010. 12 antologi telah dilahirkannya. Penulis dapat disapa di FB Arniyati Shaleh, twitter @arniyatiamin.

Sepatah - dua patah kata dari nara sumber:

Assalamualaikum ... Semangat pagi ...

Oke langsung yaa...

Salah dua belas antologi saya adalah Antologi 100 Penyair Perempuan indonesia yang merupakan jalan saya melenggang ke dunia sastra dan tergabung dalam kumpulan penyair perempuan indonesia dan ini bagi saya ...Sesuatu!


Waktu itu kita diminta mengirim lima puisi dengan tema perempuan dan ke limanya lolos di semi final .Sayangnya yang lolos di final cuma tiga. Salahsatunya kisah tentang buruh perempuan yang jadi korban hawa nafsu mandornya, proses menulis ke lima puisi itu tidak sampai satu jam, cuma baca tema terus konsen di keyboard lalu Done! Alhamdulillah ...
Ok para cantikawati sekalian, saya Arniyati Amin siap menerima pertanyaan dari kalian yang tentunya lebih segalanya dari saya. Salam aksara!

***


Belum selesai, setelah ini masih ada kompilasi dari tanya-jawab yang berlangsung di grup IIDN Makassar. Kapan-kapan balik lagi ke sini ya buat baca-bacaaaa :)

Sabtu, 01 November 2014

Bincang Buku Para Abdullah di Sekitar Rasulullah

8 Oktober 2014 pagi, terlaksana juga acara Bincang Buku Para Abdullah di Sekitar Rasulullah, karya Haeriah Syamsuddin – ibu 5 anak yang cukup produktif. Acara ini terselenggara berkat kerja sama dengan FLP Ranting UMI (Universitas Muslim Indonesia) di Pelataran Masjid UMI, Makassar.

Penulis menceritakan tentang proses kreatifnya dalam menulis buku yang diterbitkan oleh Khazanah Intelektual, bekerja sama dengan Indscript Creative ini. Salah satu kesulitan dalam pengerjaan buku adalah kendala penguasaan bahasa Arab. Karena kitab yang memuat kisah para sahabat bernama Abdullah ditulis dalam bahasa Arab. Beruntung, suami penulis menguasai bahasa Arab sehingga ia bersedia menerjemahkannya lalu dituangkan oleh penulis menjadi tulisan.

Kamis, 23 Oktober 2014

IIDN dalam Forum Komunitas Gemar Membaca 2014 Pemprov SulSel

H-2 
Baru saja saya bertemu dengan sahabat Andi Bunga Tongeng di rumah. Ibu superwoman ini membawa undangan untuk komunitas kita (Ibu Ibu Doyan Nulis) IIDN-Makassar dalam rangka “Forum Komunitas Gemar Membaca” oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Melalui Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sulawesi Selatan di Hotel Prima Makassar.

H-1 
Alhamdulillah, postingan saya di wall IIDN-Makassar tentang rencana di atas (H-2), mendapat respon positif dari teman-teman. Hal ini terlihat dari antusias teman-teman membawa buku karya masing-masing pada acara “bincang buku” Bu Haeriah Samsuddin.
 
Hari H 
Registrasi

Sama halnya dengan acara yang umum di laksanakan oleh instansi lain. Hari pertama itu adalah registrasi peserta. Setelah menyodorkan undangan, saya melakukan registrasi. saya adalah peserta yang ke 47 dari 100 lebih peserta. Benar saja, seperti yang telah saya duga sebelumnya, panitia pasti akan bertanya “apa itu IIDN?”
 
Nah , disinilah langkah awal yang baik untuk memperkenalkan IIDN “pikirku”. Saya menjelaskan ringkas penuh keakraban dan sangat hati-hati. Layaknya saya seorang salesman produk kosmetik yang bergengsi (xixixi....), tapi tak apa. Karena saya tahu, orang-orang yang hadir di sini adalah pustakawan dan pemustaka. Itu artinya tidak jauh dari hobbi menulis. Karena proses menulis harus ditunjang dari kemampuan membaca untuk referensi sebuah tulisan yang berkualitas.

Pada kesempatan yang bersamaan, saya meminta kebijakan panitia sekiranya tidak mengganggu untuk memajang buku karya angoota IIDN di meja registrasi panitia. Alhamdulillah panitia menyambut hangat ide saya.

Buku karya IIDN sedang dibaca oleh salah seorang peserta 
  

Pembukaan 
Pembukaan acara “Forum Komunitas Gemar Membaca” diawali dengan kalimat pembuka dari MC, di lanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya diikuti dengan pembacaan do’a.

Dalam laporannya ketua panitia menyampaikan hal yang melatar belakangi dilaksanakannya kegiatan tersebut. Menurutnya, walau sudah banyak yang tahu tentang manfaat membaca tetapi minat baca di kalangan masyarakat masih sangat rendah. Pada hal membaca adalah perioritas sumber utama informasi tetapi banyak yang lebih memilih menonton TV.

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan minat dan gemar membaca serta menjalin hubungan antar komunitas dengan gemar membaca.


Peserta : Instansi Pemerintah
               Komunitas 
               Pendidikan.

Nara Sumber : Universitas Hasanuddin 
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah

Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan daerah Provinsi Sulawesi Selatan, dalam sambutannya melalui Sekertaris Badan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan bahwa; program pemerintah gencar mensosialisasikan pentingnya minat baca. Tapi kenyataannya minat baca di kalangan masyarakat semakin menurun. Untuk itu melalui forum ini kita bisa memajukan semua perpustakaan dalam rangka pembangunan karakter bangsa. Melahirkan dan memberikan kritikan dalam membangun untuk kecerdasan masyarakat bangsa.

Sekertaris Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah 
Provinsi Sulawesi Selatan dalam sambutannya

Salah satu manfaat membaca adalah timbulnya kepercayaan diri untuk mampu tampil di depan orang banyak. Dari sudut pandang yang berbeda, kita bisa melihat seseorang dari tutur katanya, dari cara penyampaian kalimatnya saat berinteraksi dalam lingkungan masyarakat. Sangat berbeda dengan orang yang tak pernah berinteraksi dengan buku.

Salah satu manfaat membaca adalah timbulnya kepercayaan diri untuk mampu tampil di depan orang banyak. Dari sudut pandang yang berbeda, kita bisa melihat seseorang dari tutur katanya, dari cara penyampaian kalimatnya saat berinteraksi dalam lingkungan masyarakat. Sangat berbeda dengan orang yang tak pernah berinteraksi dengan buku.

MATERI
Ketertarikan saya terhadap materi ini “Menjalin Human Relations Melalui Komunikasi Persuasif dengan Komunitas Baca” adalah bukan semata karena pemateri keren ini seorang perempuan yang sangat komunikatif dengan penyampaian materi yang elegant, tetapi paparan DR Tuty Bahfiarti, S.Sos, M.Si tentang bagaimana menjalin hubungan kedekatan dengan orang yang mau membaca sangat menghipnotis saya. Menurutnya, interaksi antar manusia yang biasanya bersifat komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain secara tatap muka, dalam semua situasi atau semua bidang kehidupan akan menimbulkan kebahagian dan kepuasan.

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk merubah atau memperngaruhi kepercayaan, sikap dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan. Berkomunikasi dengan bahasa yang sopan, jelas dan mudah dipahami ditambah dengan ekspresi yang menyenangkan adalah hal yang harus dimiliki oleh seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain.

Oh ya... sahabat IIDN, mungkin untuk materi saya akan sharing di blog saja pada tulisan selanjutnya. Karena materi ini lebih kepada bagaimana seorang pustakawan dan pemustaka memahami sebuah konsep komunikasi. Jadi, khusus untuk materi, saya akan potong disini dan saya hanya akan berbicara tentang keberadaan IIDN community pada acara ini.

----(back to IIDN)----

Tiba saatnya sharing diskusi untuk materi yang di bawakan oleh DR.Tuty. IIDN tak membiarkan kesempatan ini berlalu. Sebelum bertanya DR. Tuty mempersilahkan untuk memperkenalkan diri. Wah, kesempatan kedua nih, untuk memperkenal IIDN hiihhiii “itu pikirku”. Pemateri mengerutkan keningnya tanda tak mengenal komunitas IIDN. Setelah aku jelaskan secara ringkas, beliau memberikan apresiasi sambil menghampiriku, “Boleh ikut gabung?” boleh bu “jawabku” hehehe... tersipu. IIDN memberikan saran untuk melengkapi fasilitas perpustakaan dengan “Perpustakaan Gigital” di kota Makassar. Pemateri menjawab, itu HARUS!. Dari siinilah saya mendapat informasi bahwa bulan Nopember yang akan datang ada lelang “Perpustakaan Digital” di Aceh. Ayo dong..... colek-colek PemKot Makassar, moga bisa menangkan tender tersebut.

Tiba saatnya sharing diskusi untuk materi yang di bawakan oleh DR.Tuty. IIDN tak membiarkan kesempatan ini berlalu. Sebelum bertanya DR. Tuty mempersilahkan untuk memperkenalkan diri. Wah, kesempatan kedua nih, untuk memperkenal IIDN hiihhiii “itu pikirku”. Pemateri mengerutkan keningnya tanda tak mengenal komunitas IIDN. Setelah aku jelaskan secara ringkas, beliau memberikan apresiasi sambil menghampiriku, “Boleh ikut gabung?” boleh bu “jawabku” hehehe... tersipu. IIDN memberikan saran untuk melengkapi fasilitas perpustakaan dengan “Perpustakaan Gigital” di kota Makassar. Pemateri menjawab, itu HARUS!. Dari siinilah saya mendapat informasi bahwa bulan Nopember yang akan datang ada lelang “Perpustakaan Digital” di Aceh. Ayo dong..... colek-colek PemKot Makassar, moga bisa menangkan tender tersebut.

Akhirnya, waktu break pun tiba. Secangkir kopi susu hangat ditangan sambil melirik ke meja. Kulihat beberapa orang berkerumun di meja panitia. Membolak balik buku karya IIDN. Seorang panitia memanggilku, minta penjelasan tentang IIDN. Beberapa orang mengambil nomorku untuk pemesanan buku dan cara bergabung ke komunitas IIDN.


Sahabat IIDN, sudah dulu yaah.... batuk masih menyiksa nih. Masih sakit kodong. Tapi karena gelisah akan hak dan tanggung jawab mem-posting tulisan ini sebagai ole-oleh buat kalian semua, yaa...saya harus menulis! 

Akhir kata SALAM SUKSES!

Sungguminasa, 16 Oktober 2014
Abby Onety

Selasa, 21 Oktober 2014

Nahlatul Azhar


Nama Nahlatul Azhar. Bukan nama sebenarnya. Nama samaran? Bukan juga! Itu nama pena buatan sendiri setelah dengan pede-nya meyakini diri kelak akan jadi penulis terkenal. Ehm! Uhuk!

Aamiin.

Bercanda! Kali ini serius.

Nahlatul Azhar adalah nama pena dari Sitti Mardiyah. Lahir pada tanggal 4 November 1991. Status masih mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Makassar jurusan PGSD. Daerah asal kabupaten Enrekang, tepatnya di Madata kecamatan Buntu Batu (nah loh, tau ngga tuh tempatnya?)

Nama pena sendiri dimaksudkan agar:

1. Kerenan dikit. Merujuk pada penulis keren seperti Mba Asma Nadia, Pipet Senja, Afifa Afra de-el-el. Dulu kan tahunya mereka penulis keren yang menggunakan nama pena, maka menirulah diriku ini.

2. Tidak mempermalukan nama pemberian baginda raja dan ratu a.k.a orang tua. Jauh banget kan pemikirannya? Ngga? Iya sajalah! Kan gini, kalau tulisan jelek, dengan nama pena orang-orang tidak akan tahu kalau ternyata yang nulis itu anak dari Pak Tamsil dan Bu Hasmi, ya kan? Kalau tulisannya bagus, baru deh jelasin kalau penulisnya punya nama asli tak lupa siapa yang melahirkan. Apa seh ...

3. Mm ... misterius kali ya. Hehehe.
Itu saja dulu alasan penggunaan nama pena. Lain kali di sambung.

Tentang menulis. Bagiku menulis adalah berbicara. Kenapa? Karena jari saya lebih cepat bersuaranya ketimbang mulut dan seperangkatnya. Maka tak heran jika di dunia maya yang tanpa memperdengarkan suara asli aku lebih banyak brkicau. Giliran dunia nyata... suara menghilang entah kemana.

Lanjut tentang tulis menulis. Aku mulai jatuh hati pada dunia tulisan terutama fiksi sejak SD. Masuk SMP, masih sekedar baca. Saat itu buku di perpustakaan sekolah banyak yang baru, maka melahapnya adalah kenikmatan tiada duanya. SMA, masih dengan kesenangan membaca plus dalam hati sudah ada benih-benih cinta (cieh) terhadap dunia menulis. Hati pun berjanji, kelak jika sudah masuk perguruan tinggi, musti masuk organisasi kepenulisan.

Kepanjangan ya?

Singkat cerita bergabunglah aku di salah satu organisasi kepenulisan akhir tahun 2011 berbekal tekat bukan bakat. Selain itu juga bergabung di grup-grup kepenulisan, dunia maya (facebook) termasuk IIDN Makassar. Ikut event-event grup, ikutan antologi, lomba (tidak menang-menang), buat blog biar bisa nampung tulisan gagal juaraku, dan ... (nyebut dalam hati).

Sejauh ini kecintaanku pada menulis pasang surut. Semangat nulis masih suka turun, dan jika sendang semangat-semangatnya bisa punya banya ide yang tidak sempat dituliskan (sama juga boong).

Oh ya, hampir lupa tentang karya-karya yang pernah di muat. Tulisanku pertama kali dimuat di Koran harian Fajar, KeKeR. Pernah di budaya juga, sahabat anak juga. Intinya baru Koran Fajar. Pernah juga Koran Cakrawala. Punya beberapa antologi, tidak sampai sepuluh sih.

Sekian perkenalan dariku. Semoga ada manfaatnya. Semoga. ^^

Ada yang terlupa! Taraaa ....
FB        : Nahlatul Azhar/Mardiyah Na
Twitter  : @NaNahlatulazhar

Sempet ada yang mau mampir ^^

Minggu, 19 Oktober 2014

Pelajaran dari Sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 (2)

Lanjutan dari tulisan berjudul Pelajaran dari Sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 (2), tulisan ini merupakan reportase dari acara Sosialisasi Komunitas ASEAN yang diselenggarakan pada tanggal 1 Oktober 2014 yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri dan UNHAS di Hotel Grand Clarion.

Sosialisasi Komunitas Ekonomi ASEAN

Dalam presentasinya, Lingga Setiawan menekankan bahwa Asean Free Trade Area (AFTA) ≠ Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Walau sekilas mirip,keduanya memiliki tujuan spesifik yang berbeda:

Sabtu, 18 Oktober 2014

Pelajaran dari Sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 (1)

Masih ada orang yang paranoid dengan terbentangnya era Komunitas ASEAN 2015 nanti. Ini terlihat dari tanggapan dan pertanyaan yang muncul pada acara Sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri dan UNHAS pada tanggal 1 Oktober 2014 di Hotel Grand Clarion.

Para nara sumber yang ditampilkan adalah orang-orang yang mumpuni di bidangnya. Mereka menjawab pertanyaan dan tanggapan tersebut dengan percaya diri dan lugas. Acara sosialisasi ini menghadirkan Eddy Mulya dari Direktorat Polkam ASEAN, Kemlu, Edy Prasetyono dari FISIP Universitas Indonesia, Adi Suryadi - Ketua Jurusan HI FISIP UNHAS, Lingga Setiawan - Direktorat Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kemlu, Endo Anugerah dari Direktorat Kerja Sama ASEAN, Kemendag, M. Ilham Alim Bachrie – Wakil Ketua KADIN Sulawesi Selatan, Dicky Fabrian dari Direktorat Kerja Sama Fungsional ASEAN Kemlu, Prof. A. Alimuddin Unde - Dekan FISIP UNHAS, dan Alwy Rahman, M.A. – budayawan. Sebelumnya, acara ini dibuka dengan sambutan-sambutan dari Direktur Politik dan Keamanan, Ditjen KS ASEAN - M. Chandra W. Yudha, Prof. A. Alimuddin Unde, dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan – Ir. Agus Arifin Nu’mang.

Jumat, 10 Oktober 2014

Tentang Buku Agar Dicintai Suami Layaknya Sayyida Khadijah

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah menikah lagi dengan perempuan lain untuk memadu Khadijah, kecuali setelah Khadijah meninggal dunia."(HR.Muslim) 
Begitu istimewanya Khadijah di mata suaminya, Muhammad. Padahal Khadijah terpaut lima belas tahun lebih tua darinya. Yang tentu saja semakin hari kecantikan dan kemudaannya semakin memudar. Namun segala yang dimilikinya dan diberikannya mampu menenteramkan Muhammad. Muhammad tidak menikah lagi meskipun beliau ditawari tambahan istri oleh para pemuka Quraisy saat itu.

Dua paragraf di atas adalah sinopsis singkat yang tertera pada cover belakang buku duet saya bersama kawan saya (Vina Sjarif) yang baru terbit Agustus lalu). Buku yang berjudul Agar Dicintai Suami LayaknyaSayyida Khadijah ini merupakan buku duet pertama saya dengan Vina. Buku ini bisa didapatkan di toko buku Gramedia di seluruh Indonesia.

Jumat, 03 Oktober 2014

Lebih Terhubung dengan Masyarakat Sekitar dengan "Connected"

Mata saya berkaca-kaca melihat penampilan operet yang dibawakan oleh 18 anak dari Ruma Sokola pada opening anniversary Trans Studio Mall, pada tanggal 27 September sore.

Saya salut dan terharu, mereka bisa tampil sepercaya diri itu. Saya menyadari, bukan hal mudah untuk tampil membawakan sebuah acara di hadapan banyak orang. Dan kalau anak-anak ini bisa, luar biasa sekali.

Tentunya terbentuknya kepercayaan diri mereka tak lepas dari peran para relawan pembina Ruma Sokola. Menurut saya, luar biasa sekali kalau anak-anak yang sehari-harinya akrab dengan kebersahajaan itu bisa tampil percaya diri di atas panggung pertunjukan di sebuah mal.


Operet tentang keseharian anak-anak pesisir, dibawakan oleh anak-anak Ruma Sokola
Manager TSM dan salah seorang pembina Ruma Sokola
Yang pakai tiara itu namanya Aulia, duta TSM
Menjelang ulang tahunnya yang ke-4 pada 27 Oktober 2014, Trans Studio Mall melakukan hal yang berbeda, dengan berusaha lebih “connected” – terhubung dengan sekelilingnya. Trans Studio Mall (TSM) merangkul Ruma Sokola – sebuah sekolah alternatif untuk anak-anak daerah pesisir Makassar yang kebanyakan tidak mampu bersekolah formal di kecamatan Mariso.

“Kami memberikan kailnya, bukan hanya ikannya. Kami tidak ingin sekali saja membantu lalu pergi,” demikian ditegaskan Rudyanto – general manager TSM.

Haeriyanti – manager communication TSM juga menegaskan hal itu. Menurutnya TSM membantu Ruma Sokola dalam pembenahan gedung dan lain-lain agar Ruma Sokola bisa terus tumbuh, berkelanjutan.

Usaha yang selama ini diakukan Ruma Sokola bersesuaian dengan apa yang disampaikan oleh Rudyanto. Imran – yang mewakili pembina Ruma Sokola menceritakan bahwa sekolah informal yang mulai berkegiatan sejak tahun 2004 itu memberikan pendidikan life skill untuk anak-anak pesisir, seperti membuat mozaik, salon, kuliner, serta teknik fotografi dan film. Bahkan, sekolah alternatif yang terinspirasi dari Sekolah Rimba yang didirikan oleh Butet Manurung di Jambi ini, kini memiliki unit usaha jasa fotografi dan film untuk acara pernikahan. Wow, pembinaan yang kreatif dan inspiratif, para pembina tidak hanya memberikan ikan, juga pancingnya!

Pemberian bantuan kepada komunitas Penyala dari Bapak Rudyanto, GM TSM,
untuk disalurkan kepada anak-anak yang membutuhkan

Pak Rudyanto dan Aulia menunjukkan cara beramal melalui foto yang
ter-connected
Kesungguhan para pembina Ruma Sokola selama bertahun-tahun inilah yang dilihat sebagai kredibilitas oleh TSM sehingga mereka bersedia mendampingi Ruma Sokola menuju masa depan yang lebih baik. Bahkan TSM mengadakan program beramal melalui foto dengan cara unik yang sebagian besar hasilnya akan disumbangkan ke Ruma Sokola.

Melalui photo booth yang disediakan, pengunjung bisa berfoto seharga Rp. 35.000. Dari sejumlah itu, Rp. 15.000 untuk alokasi biaya produksi dan Rp. 20.000-nya diberikan kepada Ruma Sokola. Pak Rudyanto dan Aulia – duta TSM memperlihatkan kepada hadirin bagaimana caranya beramal melalui foto di photo booth itu.

Foto itu kemudian bisa ditempelkan di wall yang disediakan oleh TSM. Nanti, bila ada seseorang yang mengenali, ia bisa menghubungkan benang dari fotonya kepada foto kita. Katanya, makin banyak orang yang terhubung kepada foto kita menunjukkan tingkat kepopuleran kita di kota ini, begitu.

TSM juga berharap bisa menjadi semacam shelter bagi komunitas-komunitas yang ada di Makassar dan mempersilakan komunitas yang mempunyai skill atau pengalaman tertentu supaya datang dan berbagi di TSM. Selama sebulan sejak tanggal 27 September hingga nanti puncak acara ulang tahun TSM pada tanggal 27 Oktober, akan ada berbagai kegiatan di TSM.

Pertunjukan anak-anak binaan LeMina
Para pemenang dan perwakilan pemenang lomba blog yang disponsori oleh TSM
(diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Anging Mammiri) berfoto bersama
dengan Aulia dan marcomm TSM
Acara ini makin semarak dengan penampilan hiburan dari anak-anak binaan komunitas LeMina (Lembaga Mitra Ibu dan Anak). Sekelompok anak usia TK berseragam biru, dengan percaya diri tampil membawakan lagu bertema kesehatan.

TSM juga berkesempatan memberikan bingkisan secara simbolis kepada wakil dari komunitas Penyala yang giat berkegiatan dalam bidang kesejahteraan anak Indonesia, khususnya pendidikan dalam acara yang dihadiri oleh beragam komunitas dan media yang ada di Makassar ini.

Menarik sekali menjadi saksi dari CSR sebuah perusahaan besar yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Semoga hal ini bisa konsisten dilakukan dan mendatangkan manfaat yang lebih besar lagi bagi pembangunan kota ini.


Makassar 28 September 2014
By: Mugniar