Mata saya berkaca-kaca melihat penampilan operet
yang dibawakan oleh 18 anak dari Ruma Sokola pada opening anniversary Trans Studio Mall, pada tanggal 27 September
sore.
Saya salut dan terharu, mereka bisa tampil
sepercaya diri itu. Saya menyadari, bukan hal mudah untuk tampil membawakan
sebuah acara di hadapan banyak orang. Dan kalau anak-anak ini bisa, luar biasa
sekali.
Tentunya terbentuknya kepercayaan diri mereka tak
lepas dari peran para relawan pembina Ruma Sokola. Menurut saya, luar biasa
sekali kalau anak-anak yang sehari-harinya akrab dengan kebersahajaan itu bisa
tampil percaya diri di atas panggung pertunjukan di sebuah mal.
Operet tentang keseharian anak-anak pesisir, dibawakan oleh anak-anak Ruma Sokola |
Manager TSM dan salah seorang pembina Ruma Sokola |
Yang pakai tiara itu namanya Aulia, duta TSM |
Menjelang ulang tahunnya yang ke-4 pada 27
Oktober 2014, Trans Studio Mall melakukan hal yang berbeda, dengan berusaha lebih
“connected” – terhubung dengan
sekelilingnya. Trans Studio Mall (TSM) merangkul Ruma Sokola – sebuah sekolah
alternatif untuk anak-anak daerah pesisir Makassar yang kebanyakan tidak mampu
bersekolah formal di kecamatan Mariso.
“Kami memberikan kailnya, bukan hanya ikannya.
Kami tidak ingin sekali saja membantu lalu pergi,” demikian ditegaskan Rudyanto
– general manager TSM.
Haeriyanti – manager
communication TSM juga menegaskan hal itu. Menurutnya TSM membantu Ruma
Sokola dalam pembenahan gedung dan lain-lain agar Ruma Sokola bisa terus tumbuh,
berkelanjutan.
Usaha yang selama ini diakukan Ruma Sokola
bersesuaian dengan apa yang disampaikan oleh Rudyanto. Imran – yang mewakili
pembina Ruma Sokola menceritakan bahwa sekolah informal yang mulai berkegiatan
sejak tahun 2004 itu memberikan pendidikan life
skill untuk anak-anak pesisir, seperti membuat mozaik, salon, kuliner,
serta teknik fotografi dan film. Bahkan, sekolah alternatif yang terinspirasi
dari Sekolah Rimba yang didirikan oleh Butet Manurung di Jambi ini, kini
memiliki unit usaha jasa fotografi dan film untuk acara pernikahan. Wow, pembinaan yang kreatif dan inspiratif, para
pembina tidak hanya memberikan ikan, juga pancingnya!
Pemberian bantuan kepada komunitas Penyala dari Bapak Rudyanto, GM TSM, untuk disalurkan kepada anak-anak yang membutuhkan |
Pak Rudyanto dan Aulia menunjukkan cara beramal melalui foto yang ter-connected |
Kesungguhan para pembina Ruma Sokola selama
bertahun-tahun inilah yang dilihat sebagai kredibilitas oleh TSM sehingga
mereka bersedia mendampingi Ruma Sokola menuju masa depan yang lebih baik.
Bahkan TSM mengadakan program beramal melalui foto dengan cara unik yang
sebagian besar hasilnya akan disumbangkan ke Ruma Sokola.
Melalui photo
booth yang disediakan, pengunjung bisa berfoto seharga Rp. 35.000. Dari
sejumlah itu, Rp. 15.000 untuk alokasi biaya produksi dan Rp. 20.000-nya
diberikan kepada Ruma Sokola. Pak Rudyanto dan Aulia – duta TSM memperlihatkan
kepada hadirin bagaimana caranya beramal melalui foto di photo booth itu.
Foto itu kemudian bisa ditempelkan di wall yang disediakan oleh TSM. Nanti,
bila ada seseorang yang mengenali, ia bisa menghubungkan benang dari fotonya
kepada foto kita. Katanya, makin banyak orang yang terhubung kepada foto kita
menunjukkan tingkat kepopuleran kita di kota ini, begitu.
TSM juga berharap bisa menjadi semacam shelter bagi komunitas-komunitas yang
ada di Makassar dan mempersilakan komunitas yang mempunyai skill atau pengalaman tertentu supaya datang dan berbagi di TSM.
Selama sebulan sejak tanggal 27 September hingga nanti puncak acara ulang tahun
TSM pada tanggal 27 Oktober, akan ada berbagai kegiatan di TSM.
Pertunjukan anak-anak binaan LeMina |
Para pemenang dan perwakilan pemenang lomba blog yang disponsori oleh TSM (diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Anging Mammiri) berfoto bersama dengan Aulia dan marcomm TSM |
Acara ini makin semarak dengan penampilan hiburan
dari anak-anak binaan komunitas LeMina (Lembaga Mitra Ibu dan Anak). Sekelompok
anak usia TK berseragam biru, dengan percaya diri tampil membawakan lagu
bertema kesehatan.
TSM juga berkesempatan memberikan bingkisan
secara simbolis kepada wakil dari komunitas Penyala yang giat berkegiatan dalam
bidang kesejahteraan anak Indonesia, khususnya pendidikan dalam acara yang
dihadiri oleh beragam komunitas dan media yang ada di Makassar ini.
Menarik sekali menjadi saksi dari CSR sebuah
perusahaan besar yang sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Semoga hal ini
bisa konsisten dilakukan dan mendatangkan manfaat yang lebih besar lagi bagi
pembangunan kota ini.
Acaranya inspiratif sekali mba, semoga semakin bisa berjalan lancara kedepannya ya....
BalasHapusSalam
Aamiin .. terima kasih, Mas Indra :)
HapusSelamat y acara yang bagus neh...
BalasHapusSalam dari Pulau Dollar
Terima kasih, Mas
HapusSalam dari pulau Celebes :)
Mantapp IIDN Makassar
BalasHapus