Sabtu, 29 November 2014

IIDN Makassar di On Blog Anging Mammiri

Saya menghadiri acara kopdar Anging Mammiri pada tanggal 21 November lalu. Pada kegiatan bernama Tudang Sipulung ini saya mewakili IIDN Makassar dalam bincang-bincang dengan beberapa komunitas, bertempat di Kedai Pojok (KePo) Adhyaksa Makassar.


Acara yang menarik ini dihadiri kawan-kawan lain yang mewakili komunitasnya masing-masing. Ada Ahmad M. A. – pemilik blog www.bebmen.com yang punya beberapa nama alias: Made atau Ucup ini menjabat sebagai ketua Komunitas Blogger Anging Mammiri saat ini, menggantikan Daeng Ipul. Saya sudah mengenal Made karena sudah pernah bertemu di beberapa kegiatan Anging Mammiri dan jurnalisme warga.

Di bawah kepemimpinan Made, Anging Mammiri tiap bulan mengadakan Tudang Sipulung dengan tema-tema berbeda, bukan hanya tentang aktivitas ngeblog. Contohnya: Tudang Sipulung bertema kopi, bincang buku Manusia Bugis, berkebun, esai fotografi, dan pencegahan kekerasan seksual pada anak.

Senin, 24 November 2014

Discussion Group Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak

IIDN, Psikolog Titin Florentina dan Syawaliah Gismin 

Sesi sharing dan diskusi bersama 
lemiNa dan warga 

Minggu, 23 November 2014 berlangsung acara diskusi membahas maraknya kekerasan pada anak, dalam kegiatan ini dihadiri oleh beberapa komunitas di antaranya adalah IIDN Makassar, Relawan untuk ibu dan anak (LemINa), Makassar Cooking club dan warga sekitar kelurahan Rappocini. 

Acara yang berlangsung di Yayasan Babul Jannah yang dikelola oleh Pak Haryadi, Ibu Titin Florentina dan Syawaliah Gismin yang sekaligus sebagai narasumber mengajak setiap perempuan untuk aktif mengutarkan pendapat.

Setelah merampung seluruh pendapat dan dipaparkan secara lengkap tentang pengertian kekerasan, data-data korban, dampak yang ditimbulkan serta bentuk pencegahan dengan cara memberikan perhatian juga komunikasi yang intens antar keluarga.

Di akhir acara ditutup dengan menyuguhkan cemilan oleh Makassar Cooking Club. 

Kamis, 20 November 2014

[Sabtu Berbagi] Serius Belajar Menulis? Ngeblog, Yuk!

Kegiatan online Sabtu Berbagi pada tanggal 15 November, di buka oleh saya (Mugniar). Saya memberikan sedikit tulisan pengumpan agar kami bisa saling berbagi lebih banyak lagi. Berikut materi dan diskusinya:

Mengapa saya suka menganjurkan kepada mereka yang mau belajar menulis untuk ngeblog, alasannya adalah (ini berdasarkan pengalaman saya):
  • Karena dengan ngeblog, keinginan menulis menjadi lebih besar. Ini karena melihat tampilan blog yang keren lebih menarik ketimbang melihat tulisan di atas “kertas” berwarna putih pada file berekstensi doc.
  • Semakin sering menulis, semakin terasah pula kemampuan kita menulis. Seperti pisau bila sering diasah akan semakin tajam.
  • Dengan ngeblog lantas kemudian bergabung dengan komunitas, diperoleh pengalaman-pengalaman seru lainnya yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jadinya semakin semangat menulis.

Mari cari tahu pendapat Nur Sahadati Amir dan Ida Basarang yang baru-baru ini ikut Piknik Blogger, Aida Al Fath yang baru ngeblog sudah merasakan chemistry-nya dengan dunia blogging, dan bu Nur Isdah Idris yang baru ikut lomba langsung menang. Kalau pengalaman teman-teman lain bagaimana? Share, yuk. J

Selasa, 11 November 2014

Diskusi Mengenai Materi [Sabtu Berbagi] Beranilah dan Rasakan Sensasinya

Tulisan ini berhubungan dengan [Sabtu Berbagi] tanggal 8 November lalu (Sabtu kedua, dengan tema Seputar Menulis, materinya bisa dibaca di sini). Merupakan tanya/tanggap (T) – jawab (J) antara anggota IIDN Makassar dengan saya (Mugniar) – penulis materi [Sabtu Berbagi] Beranilah dan Rasakan Sensasinya. Berikut tanya – jawab yang sebenarnya lebih tepat disebut diskusi ini berlangsung secara online di grup FB IIDN Makassar.

T: Andi Bunga Tongeng Komentar saya: saya suka dengan tulisan ini, tulisan yang mengajak semua orang untuk berani mencoba, bahkan untuk hal yang mungkin belum pernah terpikir sebelumnya. Sayangnya menjelang paragraf akhir, saya menemukan lagi kalimat yang nampaknya hampir senada dgn status Niar yang pernah saya baca, yaitu kalimat: Saya HANYAlah seorang emak beranak 3 yang nekad. Penekanan-penekanan seperti ini hendaknya dihindari. Saya menangkapnya, Niar slalu mengiyakan pendapat-pendapat orang bahwa yang bekerjalah, yang punya jabatanlah, yang "bukan orang biasa". Mengapa tidak digantikan dengan kalimat: Sebagai seorang ibu rumah tangga biasa yang beranak tiga, saya menganggap diri saya nekad. Menurut saya, orang takkan pernah memberi penghargaan lebih pada ibu yang memilih tidak bekerja di luar, jika si ibu sendiri terlalu sering menunjukkan dirinya sebagai orang yang posisinya tidak setara dengan ibu lain yang kebetulan memilih bekerja. Intinya: bisakah kata HANYA pada kalimat yang tadi saya bahas, dihilangkan atau diubah redaksi kalimatnya.

T: Marisa Agustina Eh tp setelah saya baca, kayaknya konteksnya beda, Kak Bunga. Di sini Kak Niar memakai kalimat itu dengan rujukan ilmu padi, merendah untuk meningkatkan mutu”.

Senin, 10 November 2014

[Sabtu Berbagi] Beranilah dan Rasakan Sensasinya!

Kadang-kadang perlu “langkah berani” dalam menulis agar dapat merasai sebuah sensasi yang bernama “berkembang”. Sebagian orang memulainya dengan membuat blog dan melakukan aktivitas ngeblog. Ada juga yang mencoba menerbitkan tulisannya dalam bentuk buku, atau memberanikan diri untuk ikut lomba menulis. Sensasi menang berlomba contohnya yang saya maksud “sensasi berkembang” itu. Kalaupun tak menang sebenarnya kita sudah menjalani sebuah perkembangan karena sudah mendapatkan pengalaman. Penambahan pengalaman pun menurut saya adalah sebuah perkembangan.

Saya pernah melakukan semuanya. Dan rasa sensasinya …. mak nyuuuss. Kalau kata orang saya sering menang, itu tak benar. Dari semua lomba yang pernah saya ikuti (jumlahnya sudah ratusan), saya lebih banyak mengalami kekalahan daripada kemenangan. Tapi saya tidak kapok berlomba, tuh. Karena setiap menyelesaikan sebuah tulisan itu berarti penambahan pengalaman dan juga pembelajaran.

Secara lebih spesifik, ini ada 2 langkah berani (karena saya benar-benar memberanikan diri melakukannya) untuk mengambil langkah maju:

Sabtu, 08 November 2014

Tanya Jawab [Sabtu Berbagi] Bersama Arniyati Shaleh

 Puisi kemudian menjadi tema diskusi Sabtu Berbagi yang pertama kali dilakukan para ibu rumah tangga dan calon ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Makassar (pada tanggal 1 November 2014) di grup Facebook (materinya bisa dibaca di sini). Diskusinya menjadi sangat menarik karena pemateri (Arniyati Shaleh) tidak hanya memberikan teori, tapi praktek langsung oleh penanya untuk kemudian didiskusikan bersama pemateri. Nah, berikut ini kompilasi diskusi yang diadakan secara online.

Ditanyakan oleh Mardiyah Na (T): Tentang puisi ya ... susah mana puisi atau cerpen, Bun?
Jawab (J): Tidak ada yang susah dari keduanya, asal rajin praktiknya.

T: Andi Bunga Tongeng: Mengapa tertarik menulis puisi?
J: Menulis puisi bagi saya adalah ajang luapan rasa, termasuk protes sosial yang jalurnya aman. Saya sendiri sejak SD sudah sering menulis puisi. Puisi pertama saya Selamat Pagi Indonesia dimuat di Pedoman Rakyat tahun 70-an, saya SD kelas 3. Duh senangnya karena semua Om/Tante yang baca di koran langsung menelepon ke rumah memberikan ucapan selamat.

Jumat, 07 November 2014

[Sabtu Berbagi] Tentang Antologi 100 Penyair Perempuan Indonesia dan Arniyati Shaleh

Terhitung sejak tanggal 1 November 2014, IIDN Makassar punya kegiatan seru, namanya SABTU BERBAGI. Insya Allah kegiatan ini akan dilaksanakan setiap hari Sabtu dengan tema-tema berbeda setiap pekannya hingga masuk ke bulan berikutnya.

Nah, tanggal 1 November kemarin ada sharing atas terbitnya buku kumpulan puisi dari Kak Arniyati Shaleh. Yuk, disimak ^__^

Tentang nara sumber:

Arniyati Shaleh adalah nama pena dari Arniyaty Amin. Ibu 3 anak ini lahir dan akhirnya berdomisili di Makassar. Debut menulisnya dimulai dari Group Cendol, Yayasan Nikko Universal Nikko Mayoko Aiko. Digodog dengan keras dan disiplin dalam Group Cendol. Ibu rumah tangga yang juga Cendol Wilayah Sulawesi ini akhirnya bisa menjadi editor, kritikus dan berani mengikuti lomba ajang nasional. Karena di Cendol akan didakan regenerasi, maka penulis kurang aktif lagi dan akhirnya menemukan wadah yang tepat, sesuai umurnya, yaitu IIDN yang dimasukinya sejak 2010. 12 antologi telah dilahirkannya. Penulis dapat disapa di FB Arniyati Shaleh, twitter @arniyatiamin.

Sepatah - dua patah kata dari nara sumber:

Assalamualaikum ... Semangat pagi ...

Oke langsung yaa...

Salah dua belas antologi saya adalah Antologi 100 Penyair Perempuan indonesia yang merupakan jalan saya melenggang ke dunia sastra dan tergabung dalam kumpulan penyair perempuan indonesia dan ini bagi saya ...Sesuatu!


Waktu itu kita diminta mengirim lima puisi dengan tema perempuan dan ke limanya lolos di semi final .Sayangnya yang lolos di final cuma tiga. Salahsatunya kisah tentang buruh perempuan yang jadi korban hawa nafsu mandornya, proses menulis ke lima puisi itu tidak sampai satu jam, cuma baca tema terus konsen di keyboard lalu Done! Alhamdulillah ...
Ok para cantikawati sekalian, saya Arniyati Amin siap menerima pertanyaan dari kalian yang tentunya lebih segalanya dari saya. Salam aksara!

***


Belum selesai, setelah ini masih ada kompilasi dari tanya-jawab yang berlangsung di grup IIDN Makassar. Kapan-kapan balik lagi ke sini ya buat baca-bacaaaa :)

Sabtu, 01 November 2014

Bincang Buku Para Abdullah di Sekitar Rasulullah

8 Oktober 2014 pagi, terlaksana juga acara Bincang Buku Para Abdullah di Sekitar Rasulullah, karya Haeriah Syamsuddin – ibu 5 anak yang cukup produktif. Acara ini terselenggara berkat kerja sama dengan FLP Ranting UMI (Universitas Muslim Indonesia) di Pelataran Masjid UMI, Makassar.

Penulis menceritakan tentang proses kreatifnya dalam menulis buku yang diterbitkan oleh Khazanah Intelektual, bekerja sama dengan Indscript Creative ini. Salah satu kesulitan dalam pengerjaan buku adalah kendala penguasaan bahasa Arab. Karena kitab yang memuat kisah para sahabat bernama Abdullah ditulis dalam bahasa Arab. Beruntung, suami penulis menguasai bahasa Arab sehingga ia bersedia menerjemahkannya lalu dituangkan oleh penulis menjadi tulisan.