Jumat, 20 Januari 2017

Cara Jitu Menerbitkan Buku dengan Self Publishing.

Foto: DiLo Makassar
Pada tanggal 19 Januari 2017, kembali IIDN Makassar kopdar (kopi darat) di DiLo (Digital Lounge) Makassar, jalan DR. Ratulangi (terima kasih kepada DiLo Makassar yang sudah bersedia memberikan tempat dan konsumsi untuk IIDN Makassar). Kali ini tema kopdarnya adalah Cara Jitu Menerbitkan Buku dengan Self Publishing dengan Umma Azura sebaai nara sumbernya.

Umma sudah biasa bergelut dengan dunia self publishing, dia memiliki izin usaha menerbitkan buku bernama Rinra Publishing makanya kali ini tepat sekali penulis buku Rayhan Anakku itu menjadi orang yang membagikan pengalamannya kepada para IIDNers Makassar.

Menurut Umma, self publishing bisa menjadi solusi bagi mereka yang ingin sekali menerbitkan buku tetapi enggan ke penerbit besar. Mengapa demikian? Umma membeberkan alasan-alasannya sebagai berikut:
  • Semua naskah diterima oleh penerbit.
  • Prosesnya lebih mudah, penulis bisa berkomunikasi bebas terkait bukunya kepada pihak penerbit.
  • Lebih singkat ketimbang menggunakan jalur penerbit mayor (sepertika Gramedia, Bentang, dan lain-lain). Di penerbit mayor, antreannya panjang dan seleksi naskahnya ketat.
  • Berkuasa penuh atas bukunya. Dengan self publishing, siapa pun bisa sekeinginan hatinya menentukan judul, lay out, desain cover, dan melakukan pemasaran sendiri.
  • Keuntungan penjualannya, menjadi hak penuh si penulis. Kalau bukuna laris-manis tentu keuntungannya besar. Sebaliknya, kalau rugi, penulislah yang menanggungnya.


Masih banyak lagi yang didiskusikan terkait keuntungan menerbitkan buku secara self publishing dan ISBN. Untuk mengetahuinya lebih jelas, silakan klik Cara Jitu Menerbitkan Buku dengan Self Publishing. Yang jelas, sebelum menerbitkan buku dipkirkan baik-baik karena jenis-jenis penerbitan memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing.




Sabtu, 07 Januari 2017

Diskusi Peran Perempuan dalam Berkebangsaan

Tema Peran Perempuan dalam Berkebangsaan mungkin bukanlah tema yang “seksi” bagi kebanyakan perempuan. Bisa jadi karena terasa jauh sekali padahal sebenarnya urgent karena sangat mengena. Mengingat perempuan, dalam hal ini ibu juga berperan sebagai benteng bagi pertahanan keluarganya dalam menghadapi berbagai ancaman yang datang dari luar. Ancaman itu, saat ini datang dalam bentuk ideologi baru/asing.


Hal inilah yang menjadi perbincangan IIDN Makassar dengan DR. Arqam Azikin di ruang 519 Regus Makassar pada tanggal 29 Desember lalu. Pak Arqam menjelaskan sejarah panjang pergerakan perempuan di tanah air yag dimulai dari pergerakan oleh tiga tokoh: Dr. Wahidin Sudirohusodo, Ahmad Dachlan, dan Hasyim Asy’ari.

Disebutkan mengenai adanya pergumulan ide di antara ketiga tokoh itu. Di antaranya adalah mengenai regenerasi terhadap kekuatan ummat (di antaranya regenerasi laki-laki dan perempuan). Para tokoh ini memikirkan pula bahwa kelak kesenjangan sosial dan kemiskinan akan menjadi ancaman. Pun diprediksi, tidak mungkin hasilnya menjadi baik tanpa partisipasi “elemen perempuan”.

Pak Arqam menganjurkan perempuan untuk merekatkan simpul-simpul komunitas dan melakukan hal-hal yang bermanfaat guna menjaga generasi muda dari berbagai ancaman. Reportase selengkapnya bisa dibaca di Peran Perempuan dalam Berkebangsaan.


Diskusi ini dilakukan di Regus, sebuah tempat yang menyediakan berbagai fasilitas untuk coworking space. Selengkapnya tentang Regus bisa dibaca: di tulisan berjudul 12 Alasan Menyewa Ruang Kantor di Regus.