Selasa, 20 Oktober 2015

[Sabtu Berbagi] Novia Syahidah Rais: Menulis yang Memberi Informasi

[Sabtu Berbagi] 17 Oktober 2015 kali ini diisi oleh saya (Mugniar), mengambil bahan dari sebuah buku. 

Saya beberapa kali membaca nama Novia Syahidah Rais di antara deretan nama penulis-penulis terkenal seperti Asma Nadia dan Afifah Afra. Saya punya satu buku antologi, berisi tip-tip menulis yang di dalamnya ada tulisan Novia Syahidah Rais bersama penulis-penulis terkenal lainnya. Tak dinyana, takdir mempertemukan saya dengannya di dunia maya, melalui komunitas Blogger Muslimah, beliau sebagai pendirinya. Hingga sekarang, kami sudah beberapa kali saling menyapa melalui inbox Facebook dengan akrab.

Buku yang saya maksud di atas berjudul Proses Kreatif Penulis Hebat. Berdasarkan sebuah sumber dan buku yang saya baca itu, saya bisa menuliskan tentang Novia Syahidah Rais dan tip-tipnya sebagai berikut:
Novia Syahidah Rais
Sumber:
www.titisayuningsih.com
  • Memulai jenjang karirnya sebagai penulis dengan unik. Dia langsung menerbitkan novel, bukannya melalui cerpen-cerpen terlebih dulu.
  • Membaca adalah kegiatan wajibnya sebagai penulis.
  • Mengamati dengan sungguh-sungguh daerah yang didatangi dan mencatatnya ke dalam sebuah buku.
  • Baginya, yang menyenangkan dari sebuah perjalanan adalah kita diajak untuk mengenal sesuatu yang masih asing bagi kita secara lebih dekat. Tantangannya adalah pada penulisan latar baik itu alam, budaya, ataupun tradisi.
  • Surfing melalui internet juga dilakukannya untuk memperoleh gambaran latar, seperti saat menulis cerpen Gadis Lembah Tsang Po yang berlatar belakang Tibet dan cerpen Segitiga Emas yang berlatar belakang Thailand.
  • Novel Putri Kejawen karyanya ditulis Novia yang berdarah Minang ini setelah mengumpulkan berbagai referensi mulai dari buku adat dan budaya Jawa, sejarah hidup Walisongo, dunia perdukunan, pengobatan secara islami, sampai peta tanah Jawa. Dia pun bertukar pikiran dengan orang Jawa yang cukup paham masalah kejawen sekaligus untuk membantunya mendiktekan bahasa Jawa. Tahu kan kalau bahasa Jawa itu rumit karena banyak tingkatan pemakaiannya dan sangat susah bagi orang di luar suku Jawa? Novia juga memiliki catatan mengenai wilayah Pegunungan Kidul yang menjadi latar utama ceritanya. Pendeknya, catatan kecil amatlah penting.
  • Novia mengumpulkan bahan dari berbagai sumber. Selain buku, artikel di majalah dan koran pun menjadi referensinya seperti pada cerpen Pasanga Ri Kajang. Cerpen ini idenya dia peroleh dari artikel koran yang ditemukannya di rumah keluarganya. Lalu cerpen Negeri Orang-Orang Berani idenya dia peroleh dari buku karangan penulis Nigeria berjudul Things Fall Apart.
  • Novia tidak mengubah informasi yang berdasarkan sejarah. Informasi tersebut bisa juga menjadi informasi bagi pembaca. Contohnya ketika menuliskan tokoh Khun Fu – tokoh dunia hitam dalam cerpen Segitiga Emas, tokoh Ngo Dinh Die dan Ho Chi Minh dalam cerpen Vietnam Suatu Ketika, atau tokoh Jenderal Farah Aidid dan Ali Mahdi dalam cerpen Saat Damai Tercabik. Mereka semua adalah tokoh penting di bangsanya.
  • Menurutnya kebuntuan saat tengah menulis, disebabkan oleh kurangnya bahan yang dikumpulkan.

Menulis fiksi yang bernas, ternyata tidak mudah ya. Kesimpulannya, bagi Novia lancar atau tidaknya ia menulis cerita, sangat bergantung pada ada atau tidaknya bahan yang akan diolah. Jika bahan yang tersedia cukup lengkap, menulis menjadi pekerjaan yang benar-benar menyenangkan dan bisa membuatnya flow (seperti air mengalir).


NB: Kalau mau stalking beliau, silakan ke www.tintaperak.com.

3 komentar:

  1. Wow! Ada saya disini, surprise hehe...salam kenal IIDN Makassar :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ditemukan juga oleh Mba Via hehehe. Makasih ya sudah mampir di sini

      Hapus
  2. Wah, Uni Via risetnya tdk main2 ya untuk buat tulisan. Keren... 😍

    BalasHapus